Setahun, Enam Truk Pupuk Dirampok

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 01 Maret 2012 - 08:38 WIB

DUMAI (RP)- Jalan lintas Dumai-Pekanbaru makin tidak aman bagi angkutan produk perusahaan.

Seperti yang dialami Wilmar Group Dumai. Angkutan pupuk milik perusahaan ini seringkali menjadi korban aksi perampokan di jalanan. Sepanjang tahun 2011, sebanyak lima truk pupuk dirampok.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kejadian terakhir terjadi 4 Februari lalu, sebuah truk bermuatan 600 karung pupuk hilang dalam perjalanan.

Meski pihak Wilmar sudah melaporkan kejadian tersebut kepada polisi, namun belum satu pun yang terungkap.

‘’Semua kejadian tersebut sudah kita laporkan ke pihak berwajib,’’ ujar Manumpak Manurung, Humas Wilmar Group Dumai.

Sebagian besar aksi perampok terhadap truk yang membawa pupuk sawit terjadi di ruas jalan Pinggir dan Kandis.

Umumnya aksi rampok yang sering menggunakan senjata api itu terjadi malam hari. Truk yang sarat dengan muatan pupuk yang tidak bisa laju menyebabkan kawanan perampok ini dengan mudah menjalankan aksinya.

‘’Sepanjang tahun 2011 sebanyak lima truk yang menjadi korban,’’ jelas Manurung menjawab Riau Pos, Rabu (29/2).

Aksi perampok terakhir terjadi Sabtu (4/2) malam. Truk tronton yang dikemudikan Mukito (51) disatroni rampok saat tengah lewat di ruas jalan Pinggir.

Tronton dengan nomor polisi BL 9943AA yang membawa 600 karung pupuk itu dicegat di tengah jalan. Sang supir ditinggalkan di pinggir jalan, sementara truk bersama muatannya dilarikan kawanan perampok.

‘’Kejadian perampokan ini kelasnya sudah mafia. Sebab kejadian ini juga tak kunjung terbongkar. Kami selaku perusahaan sangat mengharapkan upaya kepolisian untuk memberikan rasa aman bagi kendaraan milik perusahaan di jalanan,” ujarnya.

Disebutkan Manurung pula, dari sejumlah aksi perampokan tersebut, belakangan diketahui adanya keterlibatan supir. Hal itu diketahui setelah pihaknya berkoordinasi dengan perusahaan angkutan truk yang menjelaskan bahwa si supir juga ikut hilang bersama truknya.

Dugaan para pelaku yang sudah tergolong mafia itu didasarkan atas temuan truk yang kemudian didapatkan di provinsi tetangga, seperti Sumbar dan Sumut. ‘’Beberapa truk itu kemudian diketahui sudah berada di Medan dan Padang. Hal ini menguatkan dugaan kita bahwa perampok itu sudah tergolong mafia juga,’’ sebutnya.

Akibat maraknya aksi rampok itu, sebut Manurung pula, sejumlah perusahaan angkutan mengaku tidak berani lagi membawa muatan yang melintasi jalan kawasan Pinggir dan Kandis itu. ‘’Tidak amannya ruas jalan itu sangat mengkhawatirkan kita,’’ tambahnya.

Terkait aksi rampok tersebut pihak Wilmar mengaku mengalami kerugian miliaran rupiah. Manurung mengharapkan agar kerawanan keamanan di sepanjang jalan itu menjadi perhatian pihak berwajib.

Sementara di tempat terpisah Kapolsek Pinggir AKP Willy Andrian SH, SIK melalui Kanit Reskrim Ipda Ismanto yang dikontak petang kemarin mengaku belum mendapat laporan polisi (LP) dari pihak korban.

“Rasanya belum ada laporan resmi berupa LP (laporan polisi). Sekadar laporan lisan mungkin saja ada, namun LP-nya saya rasa belum ada. Kan tiap pagi ada laporan harian tentang gangguan Kamtibmas yang terjadi. Rasanya belum ada laporan resmi. Tapi saya akan cek lagilah dulu,” ujar Ipda Rismanto yang saat dihubungi masih mengaku masih berada di Bengkalis usai mengikuti rapat koordinasi.

Kalaupun ada laporan dari Wilmar Group tentang kehilangan truk angkutan pupuknya, menurut Ismanto, harus jelas di mana TKP-nya. Sebab tidak tertutup pula kemungkinan truk tersebut hilang di tempat lain.

Menurutnya, kasusnya baru bisa ditindaklanjuti Polsek Pinggir kalau locus delicti atau tempat kejadian perkaranya jelas-jelas berada dalam wilayah hukum Polsek Pinggir. “Jadi locus delicti-nya harus jelas. Kalau tidak, tak cocok,” tambahnya.(afr/sda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook