DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Fasilitas jembatan susur Bandar Bakau akhirnya di perbaiki. Perbaikan jembatan susur ditargetkan akan selesai dalam empat hari ke depan.
Ini disampaikan oleh pengelola Bandar Bakau, Datuk Darwi. Katanya, jembatan itu akan disemen. "Ini yang baru selesai diperbaiki sekitar 200 meter. Jembatan itu diperbaiki dengan semenisasi," ujarnya, Kamis (29/10).
Aktivis lingkungan hidup tersebut mengatakan, perbaikan jembatan susur ini tidak menggunakan anggaran Pemerintah Kota (Pemko)Dumai. Melainkan dari rumah zakat dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Dumai. "Total jembatan susur yang akan dibangun ialah 3 kilometer (km)," terangnya.
Ia mengatakan, perbaikan jembatan susur ini sangat penting. Karena, sejak beberapa bulan yang lalu, jembatan susur yang sebelumnya bermaterial kayu itu, rusak parah. "Jadi, selama rusak, Bandar Bakau tidak di buka untuk umum," sebutnya.
Dijelaskannya, perbaikan ini juga sebagai persiapan menghadapi meningkatnya kunjungan wisatawan. Tepatnya sejak Tol Pekanbaru-Dumai (Permai) diresmikan. "Memang ada peningkatan sekitar 300 persen kunjungan wisatawan dari luar sejak adanya tol," ujarnya.
Ia menyebutkan, ke depannya, Bandar Bakau akan menjadi laboratorium bakau dunia alam di tengah kota. Karenanya, perlu adanya perbaikan fasilitas yang ada untuk mendukung hal tersebut. "Yang sangat ini disayangkan selama libur panjang ini, akses masuk terpaksa di tutup. Baru bisa dibuka sekitar empat hari lagi," sebutnya.
Selain itu, ia menyampaikan, sejumlah pohon mangrove juga kerusak akibat abrasi laut. Ada seluas 15 hektare kawasan hutan bakau itu kini memerlukan rehabilitasi. Agar mangrove dapat terus terjaga. "Untuk mengatasi hal itu, diperlukan pembibitan penanaman sulam ulang 60 ribu batang," ujarnya.
Menurutnya, jika 10 tahun tidak dilakukan rehabilitasi penyulaman ulang bibit, maka, kerusakan secara alami akan terus berlangsung. Akibatnya, mangrove terputus dan berselat.
"Penanaman sulam dengan jenis pohon bakau tertentu merupakan solusi untuk mencegah terjadi kerusakan pada sejumlah mangrove yang terkena dampak abrasi," jelasnya.
Ia menyebutkan, jika dilakukan penanaman sulam tingkat keberhasilan mengantisipasi abrasi diperkirakan 90 persen. (hsb)
Laporan: HASANAL BULKIAH (Dumai)