DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Pelayanan kesehatan di Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai lumpuh sejak, Senin (27/1) hingga Selasa (28/1). Para dokter yang bertugas di Poliklinik RSUD melakukan mogok kerja. Akibatnya ratusan pasien yang berobat ke poliklinik terlantar tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Salah seorang pasien di RSUD Kota Dumai Marsiem (56) terduduk lesu di kursi roda. Wajahnya tampak pucat. Ia kebingungan pasalnya sejak datang ke RSUD Kota Dumai belum mendapatkan perawatan. "Saya ini sakit sudah komplikasi, jadi harus rutin kontrol. Tapi sampai siang ini belum ada kejelasan. Bagaimana nasib saya yang sedang sakit ini," tuturnya.
Ia mengatakan memang hampir beberapa hari sekali wajib kontrol terhadap penyakit yang diidapnya, yakni penyakit paru, ginjal, dan asam urat. "Saya bakal memilih pulang saja. Tapi masih menunggu anak saya dulu," tuturnya.
Tidak hanya Marsiem, Fernando juga merasa kecewa dengan pelayanan kesehatan di RSUD Kota Dumai. Ia mengaku sedang mendaftar istrinya untuk melakukan operasi caesar. "Wajib pemeriksaan atau cek darah dan besok (hari ini,red) harus dioperasi," akunya.
Namun hingga, Selasa (28/1) siang belum ada kejelasan terkait pelayanan kesehatan yang ada. "Saya sudah trauma, dulu istri saya pernah keguguran, karena lambat ditangani," sebutnya.
Beda lagi dengan cerita Rafizi, warga asal Rupat. Ia mengaku sangat kecewa dengan pelayanan RSUD, pasalnya ia datang jauh-jauh dari Rupat untuk membawa neneknya berobat. Bahkan menggunakan ambulans, namun tidak mendapatkan perawatan. "Turun saja tidak dan sangat terpaksa kami harus cari rumah sakit lainnya," tuturnya.
Ia berharap apapun permasalahan yang terjadi, jangan sampai masyarakat jadi korban. "Kalau seperti ini, masyarakat jadi korban," terangnya.
Pasien lainnya, Suha mengatakan sudah dua hari datang ke poliklinik RSUD Kota Dumai tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. "Saya ini sakit jantung. Obat saya habis. Jadi harus ambil obat. Jika tidak bisa bahaya," ujarnya.
Ia mengatakan berdasarkan informasi yang diterima di bagian pendaftaran dokter tidak ada. "Kenapa seperti ini, kalau memang tidak bisa melayani jangan diterima pendaftaran. Saya sejak pukul 04.00 WIB datang agar antrean tidak panjang," sebutnya.
Dikatakannya, ini menunjukkan tidak profesionalnya manajemen rumah sakit membuat dokter tidak percaya pada manajemen. "Tapi yang terlantar kami, ini harus segera dicarikan solusi," sebutnya.
Direktur RSUD Kota Dumai drg Ridhonaldi mengatakan pihaknya telah melakukan rapat tertutup bersama para dokter di RSUD Dumai, terkait mogok kerja dokter yang ada di RSUD Dumai ini, karena adanya miss komunikasi antara dokter dan manajemen RSUD, termasuk permasalahan penunjukkan komite kesehatan atau medik.
"Para dokter ingin langsung berkomunikasi dengan saya sebagai direktur. Namun, saya tidak bisa selalu ada di tempat karena saya harus juga keluar melakukan terobosan untuk kebaikan RSUD dan sudah ada kepala bagian yang membantu saya, namun mereka tidak mau," terangnya.
Ia mengatakan ke depan akan lebih membuka komunikasi lagi agar kejadian ini tidak terjadi dan sebisa mungkin lebih intens melakukan komunikasi bersama dokter. "Permasalahan protes dokter dalam penunjukan ketua komite medik atau kesehatan, memang ada rancu dalam mengartikan antara Permenkes dan Perpres tentang Kesehatan namun isinya bisa dikatakan sama saja dan tidak jauh perubahannya," tuturnya.
Terkait itu, pihaknya akan membicarakan lagi permasalahan komite kesehatan ini. Yang pasti pelayanan poli kesehatan mulai, Rabu (29/1) beraktivitas seperti semula. "Itu sudah disepakati tadi bersama para dokter dalam rapat yang dihadiri, Sekda Kota Dumai, Ketua DPRD Dumai Agus Purwanto dan Anggota Komisi III DPRD dan Sekda Kota Dumai," imbuhnya.
Sementara itu Anggota DPRD Dumai Johanes Tetelepta mengatakan aksi para dokter ini sah-sah saja dan semuanya diatur dalam undang undang, namun bagaimana menanggapi dan menyelesaikan permasalahan ini secepat mungkin.
"Demo silakan itu hak mereka. Namun jangan berlarut dan jangan sampai hak publik terabaikan karena aksi demo yang berlarut karena di sana ada hak publik yang harus diperhatikan," imbuhnya.
Aksi mogok yang dilakukan dokter ini, hanya sekadar miss komunikasi dalam penunjukkan komite kesehatan oleh pihak RSUD. "Betul ada peraturan Presiden tentang hal ini namun adanya juga peraturan menteri kesehatan jadi manajemen RSUD jangan kaku dalam menerapkan aturan," tambah.
Ia mengatakan menurut informasi yang didapatkan dari rapat, para dokter merasa mereka tidak dilibatkan dalam menetapkan komite medik RSUD sehingga mereka tidak menerima hal itu.
"Hanya perlu duduk semeja dan pihak manajemen hanya perlu mengasi ruangan untuk para dokter berperan dalam komite ini," terangnya.
Ia mengatakan selama ini dokter juga merasa tidak terima atas banyaknya masyarakat yang menyalahkan dokter atas pelayanan di RSUD. "Merekakan hanya sebatas memberikan pelayanan kesehatan namun permasalahan keluhan obat dan pelayanan lainnya itukan urusan manajemen RSUD," sebutnya
Sementara, dokter RSUD Dumai yang telah mengikuti rapat bersama manajemen dan Sekko Dumai, enggan memberikan komentar terkait aksi mogok kerja yang menyebabkan pelayanan poli kepada masyarakat menjadi terhambat.
Ketua IDI Kota Dumai Ferianto mengaku belum mengetahui terkait adanya aksi mogok kerja di RSUD Dumai. "Saya lagi di Medan, jadi saya gak tahu. Nanti ya saya cari tahu dulu," ujarnya.
Sekko Dumai Herdi Sulioso meminta permasalahan terkait adanya aksi mogok kerja dokter yang berimbas kepada pelayanan masyarakat agar tidak terulang lagi.
"Sudah selesai ini hanya soal miss komunikasi saja dan dirapat sudah selesai, jadi besok (hari ini, red) pelayanan 18 poli di RSUD bisa berjalan sebagaimana mestinya," tutupnya.(ade)
Laporan: HASANAL BULKIAH