Suasana haru usai hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang mengguyur Kota Dumai sejak Ahad (11/7) malam hingga Senin (12/7) pagi tak dapat terbendung dari langit Kota Unggul dan Idaman tersebut. Serupa airmata yang membasahi pipi saat bait-bait kata mengalungkan kerinduan saat pelepasan jenazah almarhum Hasan.
Laporan: Eka G Putra, Dumai
DUMAI (RIAUPOS.CO) - Jurnalis Riau Pos yang sehari-hari bertugas di Dumai, Hasanal Bulkiah mengontrak di sebuah rumah di Kota Dumai. Ia ditugaskan sejak 2017. Di kontrakannya, ada dua kamar. Sebelumnya tinggal bersama rekan jurnalis. Seiring waktu, ia tinggal sendiri di rumah tersebut.
Satu kamar ditempatinya, dan kamar lain ditempati kucing. Kucing peliharaan Hasan tidak satu, dua atau tiga. Tapi belasan, hampir 20 ekor. Jenisnya beragam, kucing kampung, Anggora dan Persia. Kucing-kucing ini menemani Hasan usai pulang bertugas liputan.
"Kucing aku belum makan bang," demikian kata Hasan sesekali dalam percakapan via telepon ketika berbincang dengan Riau Pos.
Makanan kucing Hasan bukan kaleng-kaleng. Ia selalu membeli sampai berkarung-karung untuk stok. Kini, kucing-kucing tersebut sudah tak ada lagi di kamar Hasan. Sekitar pekan pertama Juli, kucing-kucing Hasan mulai diperlihara rekan-rekannya sesama jurnalis di Kota Dumai. "Ada yang ngambil dua, ada tiga," kata seorang jurnalis, Bambang.
Besok, Kamis (15/7), Hasan berulang tahun. Namun, momen hari jadi ke-32 tak dapat lagi ia menghubungi sang ibunda di Pekanbaru. Sekedar berbincang dan menginformasikan kondisi serta berkabar. ’’Biasanya nelfon pas ulang tahun. Bilang, siap belikan nasi kotak untuk anak yatim," kata ibu Hasan didampingi sang adik, Toto.
Orang tua dan adik Hasan ke Dumai Sabtu (10/7), setelah mendengar sang buah hati dirawat di rumah sakit. Sesak nafas yang dideritanya mulai parah sejak awal Juli. Hasan mengabarkan Riau Pos begitu merasakan sesak dan terus menginformasikan update kondisinya yang harus memakai alat bantu pernapasan (oksigen,red).
"Nantilah bang, tak bisa juga tengok jenguk soalnya," kata Hasan membalas chat di WhatsApp ketika ditanya apakah sudah menginformasikan kepada orang tua perihal rawat inap di RSUD Dumai, Ahad (3/7).
Namun demikian, Hasan tetap menelfon sang ibu meskipun tidak mengatakan kalau sedang sakit. Ia tetap berbincang dan tertawa seperti biasa dalam percakapan kerinduan anak dan orang tua yang lama tak bersua. Hingga akhirnya ibu Hasan mengetahui dan bertolak ke Dumai diantar kakak dan adik Hasan. ’’Aku masuk ICU bang," kata Hasan menginformasikan melalui chat WhatsApp, Ahad (11/7) sekitar pukul 07:37 WIB.
Ternyata sesak nafasnya semakin akut, sehingga membuatnya harus dipindahkan ke kamar ICU untuk penanganan lebih intensif oleh pihak RSUD Dumai. Beberapa orang lainnya juga diinformasikan Hasan perihal akan masuk ke ruang ICU.
Termasuk Wali Kota Dumai H Paisal. "Hasan kawan saya, dia orang baik," kata Wako Dumai sambil memperlihatkan chat Hasan ke Riau Pos di lorong kamar jenazah RSUD Dumai, Senin (12/7) sekitar pukul 09:00 WIB. Wali Kota Dumai tampak berbincang hangat dengan Ibu Hasan. Ia tampak menguatkan sang ibu atas kemalangan yang terjadi.
Ya, Hasanal Bulkiah, meninggal dunia Ahad malam sekitar pukul 20:15 WIB. Ia berpulang menyisakan banyak kenangan dan kerinduan. Asa dan mimpi banyak pihak atas kinerja dan pertemanannya di banyak kalangan.
Suasana haru melepas jenazah almarhum, baik di RSUD Dumai maupun di TPU tak terbendung. Berkali-kali rekan-rekannya meneriakkan nama Hasan dengan isak tangis dan raung kepahitan. Yang lain tampak menenangkan.
Ketua PWI Dumai Bambang Rio, Ketua KNPI Dumai Agus Tera, turut memberikan kata-kata terakhir usai penyelenggaraan dan pelepasan jenazah di RSUD Dumai.***