DEBAT PUBLIK PILKADA DUMAI TUTUP RANGKAIAN KAMPANYE

Persoalan Daerah Jadi Isu Utama

Dumai | Minggu, 06 Desember 2020 - 09:50 WIB

Persoalan Daerah Jadi Isu Utama
Paslon calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai saat mengikuti debat publik putaran kedua di Hotel Grand Zuri Kota Dumai, Sabtu (5/12/2020). Di salah satu meja peserta debat terpajang foto Eko Suharjo yang baru meninggal dunia pada 25 November 2020. HASANAL BULKIAH/RIAU POS

DUMAI (RIAUPOS.CO) - Debat pu­blik putaran kedua calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai Pemilihan Serentak 2020, Sabtu (5/12) malam berlangsung menarik. Debat kedua ini mengangkat tema Memajukan dan Menyelesaikan Persoalan Daerah  untuk Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan.

Hal yang cukup menjadi perhatian yakni adanya foto almarhum Eko Suharjo di samping calon Wakil Wali Kota Dumai nomor urut 02 Syarifah. Pada kesempatan tersebut masing-masing paslon mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Eko Suharjo sebagai calon Wali Kota Dumai nomor urut 02 pada 25 November 2020 lalu.


Ada beberapa persoalan yang dibahas pada debat tersebut mulai dari persoalan kemiskinan, pemberantasan narkoba, pemulihan ekonomi, kesehatan, infrastruktur dan perkembangan teknologi informasi.

Paslon 01 Hendri Sandra menyampaikan visi terwujudnya Kota Dumai sebagai pusat perekonomian yang Madani, Smart City, dan Green City dengan dukungan good governance dan clean government dalam nilai budaya Melayu yang agamis tahun 2026.

“Ada beberapa persoalan di infrastruktur harus dibenahi, pendidikan kesehatan dan tenaga kerja yang harus disegerakan, Dumai harus menjadi kota yang hebat. Dumai memiliki potensi yang luar biasa. Ini yang akan menjadi modal kita untuk bergaining kepada investor. Untuk itu kami menjadi calon yang mampu menyelesaikan permasalahan yang ada ini,” sebutnya.

Pasangan nomor urut 02 Eko Suharjo-Syarifah mengusung visi mewujudkan Dumai Gemilang dalam Tataran Masyarakat Berbudaya dan Religius di Kawasan Riau Pesisir lima tahun mendatang. “Dinamika pembangunan Kota Dumai dalam rentang waktu 2010-2020, dapat dicermati dari sisi ekonomi makro, dan indeks pembangunan manusia, angka kemiskinan, serta keuangan daerah,” tuturnya.

Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi merupakan indikator ekonomi makro lazim digunakan sebagai instrumen untuk mengukur keberhasilan pembangunan pada suatu wilayah. ”Kemiskinan digunakan sebagai instrumen pengukur ketidakmampuan penduduk dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan, diukur dari sisi pengeluaran,” sebutnya.

Pasangan calon nomor 03 Paisal-Amris mengusung visi terwujudnya Dumai sebagai Kota Pelabuhan dan Industri yang unggul serta bertumpu pada budaya Melayu. “Untuk mendukung visi tersebut kami menjabarkan dengan pengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing dan bertumpu pada kepelabuhanan dan industri,’’ ujarnya.

‘’Kemudian mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berjati diri Melayu dan mewujudkan infrastruktur wilayah yang berkualitas serta meningkatkan kualitas tata kelola  kepemerintahan daerah yang baik,” terangnya.

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook