DUMAI (RIAUPOS.CO) – Sudah 18 Tahun digagas pembangunan Jalan Parit Kitang, Dumai sebagai jalur utama penghubung ke Kawasan Industri Lubuk Gaung hingga kini tak kunjung tuntas.
Tak tuntasnya pembangunan jalan menyebabkan kendaraan pengangkut CPO, semen dan barang lainnya tetap melintas di Jalan Cut Nyak Dien, Kecamatan Dumai Barat. Karena jalan tersebut menghubungkan ke kawasan industri Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan.
Melintasnya kendaraan besar milik perusahaan di jalan Cut Nyak Dien tersebut dinilai sangat membahayakan masyarakat sekitar. Sebab jalan tersebut menjadi jalan lintas utama masyarakat dan siswa sekolah setip harinya.
"Infrastruktur Jalan Lingkar Parit Kitang perlu menjadi perhatian semua pihak. Sebab akses jalan itu memberikan solusi untuk kenyamanan terhadap lintas pada penduduk di Kelurahan Purnama yang selama ini dilintasi kendaraan industri," kata Ketua Umum Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Dumai Anggara Andika Putra, Ahad (2/1).
"Perlu perhatian bersama, salah satunya, Jalan Lingkar Parit Kitang yang menghubungkan Lintas Timur dengan Kawasan Industri Lubuk Gaung Dumai. Hampir 20 tahun sejak dirancang hingga kini tak kunjung tuntas," ujar Angga diampingi Sekretaris Umum BPC Dumai Rahmad.
Kawasan Industri Lubuk Gaung yang kini tengah berkembang pesat dengan hadirnya industri-industri besar pengolah turunan kelapa sawit.
Perkembangan ini mejawab bahwa Dumai telah berkembang di sektor ekspor minyak nabati dan turunanya. Bahkan dampak membuka luas hasil komuditas sawit hingga lapangan pekerjaan. "Ini tentu menyembabkan intensitas arus kendaraan pengangkut bahan baku produksi juga meningkat. Perkembangan arus kendaraan, terutama kendaraan berat tak sebanding dengan kondisi jalan yang ada. Baik dari sisi beban maupun lebar," tambah Angga, sapaan akrab Anggara Andika Putra
Menurut data dirangkumnya, dari sisi investasi, realisasi di Kota Dumai paling tinggi di Riau. Bahkan di Sumatera. Tahun 2020 lalu mencapai Rp12,9 triliun. Tahun 2021 hingga semester 3 mencapai Rp5,3 triliun.
Dia berharap dorongan pemerintah daerah, provinsi dan pusat perlu memadang keseriusan terhadap penuntasan jalan nasional tersebut. Sebab ruas jalan yang dilalui saat ini, Jalan Lintas Purnama, sangat padat dan rusak.(MX12/rpg)