BONTANG (RIAUPOS.CO) - Ada yang beda antara peringatan Hari Konservasi alam Nasional (HKAN) tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, lebih kental dengan nuansa literasi. Apalagi dalam kegiatan yang dilaksanakan 15-16 September ini dilaksanakan bedah buku Wisata Intelektual karya Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekoaistem (KSDAE), Ir Wiratno.
Wisata Intelektual bukan buku biasa. Buku yang ditulis dari pengalaman dan perjalanan lahir batin sang penulisnya ini, serupa kitab konservasi. Semuanya tentang konservasi. Pengalaman konservasi, bagaimana bersikap konservatif, 10 kode etik rimbawan, dan masih banyak lainnya.
Bedah buku ini menghadirkan empat nara sumber. Mereka adalah Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau Suharyono SH, MSi, MHum, Tenaga Ahli Menteri yang juga dosen Universitas Lancang Kuning Riau Dr Afni Zulkifli, Kepala BBKSDA Sumatera Utara Dr Ir Hotmauli Sianturi, Kepala Taman Nasional Kerinci Seblat Tamen Sitorus dan penulisnya sendiri, Ir Wiratno. Diskusi teraasa hangat dan santai di tangan moderator Ariyanto, seorang penulis dan juga Pemimpin Redaksi Indopos.
Berbagai hal tentang konservasi seperti yang termaktub dalam buku tersebut dikaji, dibedah sampai ke akar-akarnya. Terutama Dr Afni Zulkifli yang menguliti karya ini secara detil, halaman perhalaman, judul buku, hingga salah ketik.
Diskusi tidak hanya sekedar diskus, tidak hanya sekedar bedah buku. Bahkan si penulis, Ir Wiratno, membagikan buku terssebut secara gratis kepada siapa saya yang mau bertanya atau memberikan tanggapan. Buku karya-karyanya yang lain juga dibagikan secara gratis.
’’Konservasi tidak bisa sendiri. Harus diwariskan untuk anak cucu, salah satunya ya dengan menulisnya menjadi buku agar bisa dibaca dan dibagikan kepada yang lain,’’ ujar Wiratno.
Kegiatan bedah buku yang dilaksanakam di panggung utama Taman Nasional Kutai (TNK), Kota Bontang, Kalimantan Timrlur ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Tidak hanya pejabat fungsional dari lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) seperti Taman Nasional dan BBKSDA, tapi juga kaum millenial pencinta lingkungan dan penggiat konservasi lainnya.
TN Tesso Nilo Ikut Meriahkan HKAN
Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang berada di Riau, juga turut hadir dalam peringatan HKAN tahun ini. Kegiatan literasi juga sudah dilaksanakan TNTN yakni dengan menerbitkan buku Berkarya Tanpa Batas, pembuatan film dokumenter tentang Tesso Nilo, gerakan konservasi melalui rehabilitasi ekosistem dan masih banyak lainnya.
Pada HKAN tahun ini, TNTN juga membawa masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan konservasi di sekitar kawasan ke Bontang. Di antaranya adalah Firdaus, masyarakat Desa Bagan Limau.
’’Kami menghadiri peringatan HKAN di Bontang kali ini bersama tim. Ada masyarakat sekitar kawasan yang kita bawa agar mereka juga bisa mendapat spirit dan nilai-nilai konservasi dari kegiatan ini,’’ ujar Kepala TNTN, Tulus Halasan.
Firdaus memang masyarakat biasa. Dulu, sebelum kenal dengan TNTN Tesso Nilo, dia termasuk tokoh bahkan orang berpengaruh yang turut melakukan ilegal loging di kawasan tersebut. Tapi setelah kenal dengan TNTN, didekati oleh petugas TNTN secara berterusan, Firdaus berubah. Dia menjadi orang paling peduli dengan hutan dan kawasan TNTN. Bahkan, jika ada yang hendak merusak hutan dalam kawasan, dia akan berada di garis paling depan. Firdaus juga mengembangkan usaha mandiri bersama kelompoknya serta bergabung dalam Masyarakat Peduli Api (MPA) di sana.
’’Senang bisa hadir dalam peringatan HKAN ini. Banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil. Konservasi perlu kita semua, bersama-sama agar alam kita tetap terjaga. Terimakasih TNTN yang terus membina dan menyemangati kami,’’ katanya.
Laporan: Kunni Masrohanti (Bontang)
Editor: Afiat Ananda