BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Penyedia jasa pembuatan baleho, spanduk, stempel, bendera, umbul-umbul sablon baju kaos di Kebun Kapas di Bengkalis, mengeluhkan rendahnya pendapatan, khususnya potensi pasar lokal dalam mengembangkan usaha sablon manual mereka.
Safrizal, salah seorang pemilik usaha sablon kecil yang ada di Kelurahan Rimba Sekampung, Kecamatan Bengkalis merasakan pendapatan mereka terus menurun, baik selama pandemi maupun pasca pandemi Covid-19 di Pulau Bengkalis.
"Ya, ongkos produksi yang harus kami keluarkan selama ini belum mampu menutupi biaya operasional usaha kami. Ini karena lemahnya daya saing agar produk yang menghasilkan bisa terserap dengan cepat di pasaran," keluh Safriza yang dijumlail di warungnya, Ahad (13/11/2022).
Dikatakan Safrizal, lambannya serapan pasar tersebut dipicu, salah satunya ketidakberdayaan mereka dalam melakukan ekspansi lebih luas. Usaha kecil ini lebih mengandalkan pasar lokal yang segmentasinya tidak seberapa.
Sementara kata Safrizal, populasi pelaku usaha jasa tersebut semakin meningkat karena adanya kegiatan pelatihan-pelatihan oleh institusi terkait, tanpa mempertimbangkan terjadinya kejenuhan pemasaran akibat persentase pasar yang tersedia tidak seimbang dengan total jumlah produksi yang ada.
Selain itu menurut Sfarizal, kurangnya minat sablon manual dengan adanya sablon digital alias modern. Dirinya berharap ada kerja sama pemerintah terhadap pengusaha sablon manual yang ada di Kabupaten Bengkalis untuk lebih mempromosikan potensi pariwisata ini dengan menggunakan ikon-ikon kepariwisataan dan lain sebagainya sebagai tema sablon kaos manual, supaya pengusaha sablon manual ini ada pendapatan yang berlebih.
"Padahal di beberapa daerah tujuan wisata lainnya di pulau Bengkalis, sablon kaos bermotif objek atau potensi wisata sudah menjadi cenderamata unggulan bagi para pelancong yang datang berkunjung," ujarnya.
Terkait upaya yang sudah ia lakukan, untuk mengembangkan usaha miliknya, Pondok Sablon yang berpusat di kawasan Kebun Kapas Kelurahan Rimba Sekampung, Kecamatan Bengkalis, hingga saat ini seluruh peralatan yang digunakan untuk memproduksi kaos tersebut merupakan rakitannya sendiri.
Sehingga ia tidak lagi kesulitan, jika menerima pesanan dalam jumlah besar, yang sebagian besarnya berasal dari instansi pemerintah desa, komunitas atau kelompok kegiatan kemasyarakat lainnya.
Safrizal berharap, dengan program unggulan Bupati Bengkalis Bermasa bisa membantu usaha sablon manualnya, dan bisa bangkitkan semangat dan perekonomiannya dari kalangan pengusaha sablon manual ini dengan kualitas baik dan harga yang bersaing.
Sementara itu, Yanto, salah seorang pemilik Distro setempat, juga menyebutkan tingkat persaingan produksi kaos bermotif ikon pariwisata Kabupaten Bengkalis, belum mampu menunjukkan tingkat penjualan yang memuaskan.
Menurutnya, untuk langkah percepatan penjualan para pengusaha sablon kaos, salah satunya bisa dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan instansi pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis Antara yang memiliki jaringan luas sebagai media berpromosi.
Karena katanya lagi, salah satu kendala utama yang mereka kami alami, tambahnya, adalah ketidakmampuan untuk menyediakan biaya promosi, sehingga dibutuhkan bantuan dari pemerintah daerah untuk membantu pengusaha sablon kecil yang ada di Kota Bengkalis ini.
"Yang harus diperhatikan adalah bagaimana penggunaan logo oleh penyedia jasa sablon tersebut memiliki legalitas yang jelas. Ini agar tidak menimbulkan permasalahan hukum dikemudian hari," harapnya.
Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)
Editor: E Sulaiman