BENGKALIS (RIAUPOS.CO) -- Menjawab hukum tajam ke bawah tumpul ke atas, Program Studi Hukum Tatanegara (Siyasah Syariyyah) STAIN Bengkalis menggelar simposium dengan tema Penegakan Hukum di Indonesia pada Selasa (3/12) pagi, di aula Lantai 3 Gedung SBSN STAIN Bengkalis.
Acara dibuka oleh Bupati Bengkalis diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Haholongan, dia sangat mendukung masyarakatnya memahami hukum, sehingga taat hukum dan mengetahui hukum tidak berpihak.
"Peran mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dalam mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi sangatlah penting untuk mewujudkan penegakkan hukum di Indonesia," katanya.
Diharapkan generasi penerus bangsa mampu memperbaiki pelaksanaan hukum di Indonesia, serta memiliki pemikiran untuk menegakkan keadilan bagi rakyat Indonesia, baik di bidang pendidikan, penelitian maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada pun pembicara dalam simposium ini, Pakar Hukum Pidana Unri Dr Erdianto Effendi SH MHum, Kepala
Seksi Pidana Khusus Kejari Bengkalis Agung Irawan SH MH dan Kepala Unit Tindak Pidana Umum Polres Bengkalis Aprinaldi SH MH.
Hadir Forkopimda, Camat Bengkalis, Ketua Jurusan, Ketua Prodi, para dosen dan ratusan mahasiswa hukum tatanegara.
Ketua pelaksana sekaligus Ketua Prodi Hukum Tata Negara STAIN Bengkalis Khairil Anwar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan itu.
"Simposium ini tentunya akan membantu mahasiswa menjelaskan kepada masyarakat sekaligus mematahkan pernyataan hukum itu tajam ke bawah tumpul ke atas," ungkapnya.
Ketua STAIN Bengkalis Prof Dr H Samsul Nizar MAg menambahkan, dalam menilai pelanggaran hukum, secara akademik harus memilah antara kelembagaan dan personal, sehingga tidak menyalahkan lembaga penegak hukum. Sebab, adakalanya kesalahan - kesalahan tersebut datangnya dari personal.
"Kita juga harus berupaya membantu penegak hukum dalam ranah ranah tertentu agar tercipta keamanan di Indonesia ini. Saya yakin jika kita bersinergi sudah pasti negara kita ini aman," jelasnya.
Samsul Nizar juga mengatakan negara ini akan sejahtera apabila dipimpin oleh pemimpin yang beriman, karena orang yang beriman sudah tentu amanah. Apapun yang dititipkan kepadanya akan aman.
Dia mengingatkan agar seluruh civitas akademika STAIN Bengkalis jangan mudah menerima ideologi luar yang berusaha merusak ideologi bangsa Indonesia. Sebab, ideologi luar yang datang sesungguhnya telah gagal di negara asalnya.
"Kenapa mau menggunakan ideologi yang gagal, padahal kita telah memiliki ideologi yang telah teruji mampu menyatukan bangsa," tuturnya.(mng)