Musim Durian di Pulau Bengkalis menjadi berkah tersendiri bagi pemilik kebun durian. Apalagi musin durian kali ini, lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan merata di semua desa di Pulau Bengkalis. Ini juga menjadi berkah bagi H Amin, salah satu pengusaha lempuk durian ternama di Bengkalis.
(RIAUPOS.CO) - SORE itu, cahaya matahari terlihat menembus celah-celah rindangnya pepohonan di kebun milik H Amin di Jalan Abdullah, Dusun Imam Bulqin, Desa Pasiran, Kecamatan Bantan, Bengkalis. Onggokan durian yang baru jatuh dari pohonnya, menghasilkan aroma harum yang menyeruak hidung saat mengirup napas.
Pondok berukuran sedang menjadi tempat H Amin dan beberapa orang pekerjanya, untuk mengolah buah durian menjadi lempuk khas olahannya yang sudah terkenal di mancanegara. Bahkan durian yang dijadikan lempuk adalah durian pilihan yang diolah secara baik dan telaten oleh H Amin.
‘’Ya, tidak sembarangan duriannya. Harus durian yang bagus untuk menghasilkan lempuk yang bercitarasa tinggi. Juga perlu ketelatenan dalam mengolahnya sebelum dipasarkan,’’ ucap H Amin sambil memperlihatkan durian di tangannya yang dijadikan lempuk durian.
Selama dua jam, Riau Pos menemaninya dalam mengolah durian menjadi lempuk. Lulusan perguruan tingga di Mesir di tahun 80-an yang bergelar Lc ini, sudah 25 tahun menggeluti usaha lempuk durian. Bahkan usahanya juga sempat jatuh bangun, namun membuatnya tegar untuk terus maju.
‘’Ya, sempat jatuh bangun saya dalam menggeluti usaha ini. Tapi, alhamdulillah mulai tahun 1996 sampai sekarang saya sudah mendapatkan penghargaan dari Presiden. Sejak zamanya Ibu Mega, Pak SBY sampai Pak Jokowi,’’ ucapnya sambil tersenyum.
Sambil berbincang-bincang, H Amin juga tidak lupa menyampaikan, proses pembuatan lempuk durian miliknya. Ia tidak sendirian dalam meniti usaha ini. Puluhan karyawan dan juga binaannya selalu dikontrol secara langsung dalam membuat lempuk durian.
‘’Kalau mau menciptakan citarasa khas dan tahan lama, tentu perlu kontrol saya langsung. Karena lempuk saya ini untuk dipasarkan ke luar negeri dan tidak sembarangan dalam mengolahnya. Pembelinya juga bukan orang sembarangan, ya dari Malaysia, Belanda, Qatar, Dubai dan negara-neraga lain di Asia Tenggara,’’ ucap pria yang mengaku merantau dari Pulau Jawa ke pulau Bengkalis hanya berbekal sepasang pakaian yang melekat di badannya.
Lokasi usaha pembuatan lempuk durian H Amin, memang agak jauh dari keramaian masyarakat. Maklum saja, usaha itu ternyata memang berada di perkebunan durian miliknya dan juga kebun durian milik warga setempat. Untuk menuju ke sana, dari pusat Kota Bengkalis perlu waktu sekitar 20 menit. Banyak masyarakat dan pejabat yang sudah sampai ke lokasi pembuatan lempuk durian H Amin.
Buah durian menjadi inspirasi bagi H Amin. Melalui usaha lempuk durian, yang sudah digelutinya dari tahun 1995 hingga sekarang, sekitar 26 tahun sudah dilakoninya. "Kalau di Bengkalis ini siklus musimannya antara Juli hingga Agustus. Kalau di Aceh lain lagi, itu sekitar Maret, di Medan saat Agustus. Maka untuk usaha kita ini bahan baku tetap tersedia, tidak pernah putus," ungkap H Amin.
Jika di Bengkalis tidak musim Durian, dia bersama karyawannya ke Aceh sehingga lempuk durian H Amin ini juga terkenal di Aceh, Medan, Sumatera Barat, Lampung hingga Jambi. Untuk Riau, Kabupaten Bengkalis menjadi home industry lempuk durian terbesarnya.
Lempuk Durian H Amin adalah salah satu makanan khas Bengkalis, terbuat dari durian murni yang dicampur gula putih. Selain memiliki citarasa khas tinggi, juga terdapat komposisi vitamin yang diperlukan tubuh manusia.
Untuk mengolah durian menjadi lempuk, memerlukan waktu cukup lama, hampir 5 jam. ‘’Ya, masaknya cukup lama, ya hampir lima jamlah. Kalau sudah masak disimpan dalam kaleng ukuran besar untuk dijual ke luar negeri sesuai pesanan,’’ ujarnya.(das)
Laporan ABU KASIM, Bengkalis