BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Perempuan Indonesia sudah menunjukkan dirinya mampu bersaing sekaligus memberikan kontribusi yang tidak kalah besarnya dalam berbagai pembangunan. Namun dipandang dari segi kualitas hidup, kaum perempuan belum setara dengan laki-laki.
Potensi kuantitatif SDM perempuan khususnya Kabupaten Bengkalis belum diimbangi dengan potensi kualitatif kaum laki-laki. Mulai dari pengetahuan teknologi, politik maupun ekonomi.
“Masih banyak perempuan di Kabupaten Bengkalis yang belum mampu menunjukkan potensi dan jati dirinya secara optimal. Hal ini dikarenakan keterkungkungan kemiskinan secara struktural, kultural dan ilmiah,” kata Plt Sekda Bengkalis H Arianto saat membuka work shop Pembinaan Kerohanian Perempuan dan Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Senin (24/7). Ini ditaja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bengkalis.
Disebut Arianto, rendahnya kualitas hidup perempuan akan mempengaruhi indeks pembangunan, terutama di bidang-bidang strategis
yang pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap proses pembangunan bangsa.
Kendati demikian sebut Arianto, dalam bidang usaha mikro, kontribusi perempuan sangat bermakna bagi perkembangan ekonomi nasional. Dari 30 juta lebih pengusaha mikro, kecil dan menengah, 60 persennya adalah perempuan.
“Kendala terbesar yang dihadapi perempuan pengusaha UMKM pada umumnya terletak pada aspek permodalan, SDM, teknologi serta rendahnya penguasaan aset produksi,” ucap Arianto.
Ia berharap pembinaan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), dapat mewujudkan perempuan berkualitas, mandiri, punya ekonomi tangguh dan beriman pada Allah SWT.
Workshop pembinaan kerohanian perempuan dan pelatihan pemberdayaan ekonomi perempuan, kata Kabid Kelembagaan dan Pengarusutamaan Gender DP3A Bengkalis Hj Zahraini mengikutsertakan guru mengaji di kecamatan dan ketua organisasi perempuan se-Kabupaten Bengkalis, serta perempuan korban kekerasan yang menjadi penopang ekonomi keluarga.(evi/ifr)