OLEH: KH M SYAFEI HASAN (PENSIUNAN DOSEN UIN SUSKA RIAU)

Merindukan Allah

Begini Ceritanya | Jumat, 19 Juni 2020 - 08:50 WIB

Merindukan Allah

Melihat Allah dalam surga merupakan puncak dari segala  kesenangan. Al-Hadist;  '… Jika penghuni surga telah masuk ke dalam surga, maka Allah Tabaraka wa ta’ala akan menyeru mereka, Wahai penghuni surga!  Apakah kalian menginginkan sesuatu yang Aku tambahkan untuk kalian.  Mereka menjawab, Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami, memasukkan kami ke dalam surga Sudah  menyelamatkan kami dari neraka?  Lalu Allah menyingkap tirai   (hingga terbuka).  Maka tidak ada pemberian yang diberikan kepada mereka yang paling mereka cintai dari pada melihat Allah." (HR. Muslim)

Dalam hadis tersebut di atas dijelaskan bahwa yang paling dicintai oleh penghuni surga adalah saat melihat Allah. Untuk bahan renungan bagi kita, Allah menceritakan dalam Alqran tentang kisah wanita-wanita yang terpotong jari tangannya karena melihat keelokan rupa nabi Yusuf.


Dalam Alquran (QS. Yusuf [12];31) Allah berfirman, yang terjemahannya berbunyi: "Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau  (untuk memotong jamuan)  kemudian dia berkata (kepada Yusuf) Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka. Maka tatkala  wanita-wanita itu melihatnya mereka kagum kepada (keelokan rupanya dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata; "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia."

Dalam kandungan ayat di atas, Allah menjelaskan tentang kisah wanita-wanita yang terluka jari tangannya karena melihat keelokan rupa Yusuf As. Padahal beliau hanyalah seorang manusia biasa ciptaan Allah Swt. Bagaimana kalau melihat Allah yang menciptakannya?  Dengan merenungi  kisah tersebut di atas,  sepantasnya  kita sangat rindu untuk bertemu dan  melihat Allah dalam surga nanti.

Untuk menimbulkan rasa rindu kepada Allah Swt, bangunlah pada waktu sepertiga malam terakhir. Kemudian mandi, berwudu, berpakaian yang bagus, bersih, suci, rapi, dan pakai wangi-wangian (khusus bagi laki-laki).  Untuk pelaksanaan salat, carilah tempat yang sepi dan tenang.   

Lakukanlah salat tahajjud minimal dua rakaat. Begitu duduk antara dua sujud, perhatikan dulu cara duduknya, apakah sudah sesuai dengan sunnah atau belum. Kalau belum,  perbaiki dulu  karena Allah melihatnya dan akan memberinya nilai. Kemudian dengan keyakinan bahwa Allah mendengar dengan senang, bacalah Rabbighfirli  dengan nada berhiba–hiba dan suara bergetar, sambil  berdo’a dalam hati "Ya Rabbi, ampunilah semua dosaku".

Setelah itu dengan keyakinan bahwa Allah mendengar, lanjutkanlah dengan membaca warhamni   dengan nada berhiba–hiba dan suara bergetar, sambil berdoa dalam  hati ; "Dan beri  rahmatlah aku dengan melihat Engkau dalam surga nanti".

Keyakinan bahwa Allah mendengar doa kita dengan senang, akan menyebabkan  air mata mudah mengalir. Bukan hanya ketika salat tahajjud saja, melainkan secara berangsur-angsur akan berkembang kepada salat sunnah  lainnya, bahkan bisa ke salat fardu.

Bacalah doa tersebut  berulang kali, kemudian  lanjutkanlah dengan membaca doa  antara dua sujud berikutnya, kemudian sujud kedua. Bila doa singkat seperti di atas dipahami, dihayati, dan diamalkan secara rutin, In sya Allah akan mendapatkan banyak keuntungan, di antaranya; perasaan rindu kepada Allah akan semakin meningkat. Mudah  menangis,  terutama bagi yang sudah lanjut usia. Merasa kecewa  bila tidak bisa menunaikan melakukan salat  tahajjud.

Selain itu juga berpengaruh pada peningkatan kualitas ibadah-ibadah  lainnya. Mudah-mudahan ketika meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah. Selama berdoa harus mengingat  Allah.  Bila hati lalai , doa  tidak akan diijabah Allah.    

Sabda Nabi; "……..Ketahuilah bahwa Allah Swt tidak akan mengabulkan doa dari hati orang yang lalai dan lengah”. (HR. At Turmudzi). Cara mengingat  Allah secara ringkas, di antaranya; yakin   bahwa bacaan doa dengan  nada  berhiba-hiba  didengar  Allah.  Harapan  di hati saya Allah Maha Tahu. Duduk saya dilihat-Nya. (jangan dicari-cari  dari mana Allah melihat). Berdoalah  dengan  pelan-pelan dan jangan  terburu-buru.  Sebab pelan-pelan  disenangi Allah dan terburu-buru  itu disenangi setan.

Jika kita merindukan melihat Allah dalam surga, perbanyaklah doa mohon keridhaan Allah untuk memasukkan kita ke surga, yang berbunyi:

Allaahumma inni as-aluka ridhoka wal jannah, wa a’uzubika min sakhathika wan naar. ***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook