SIAPAPUN pria pastilah senang memiliki istri yang cantik rupawan. Apalagi jika sebelum menjadi istri, begitu banyak pria-pria yang mengejarnya. Itulah yang dirasakan Arjuna (39), sebut saja namanya demikian, ketika akhirnya berhasil menaklukkan hati Shinta (35), sebut saja namanya seperti itu. Ibarat petarung tangguh, Arjunalah sang pemenang mengalahkan pria-pria lainnya yang ingin mendapatkan cintanya Shinta.
Kecantikan Shinta memang di atas rata-rata. Hidungnya mancung, lengkap dengan bibir yang seksi. Pokoknya komposisi wajahnya sangat pas. Belum lagi tubuhnya. Perawakannya kira-kira 165 centimeter dengan bobot yang proporsional. Kulitnya kuning langsat, dan bersih terawat. Tak heran jika, perempuan asal Menanggal, Surabaya tersebut jadi kembang kampung sejak berusia muda.
Tetapi rasa senang itu tak bisa dirasakan Arjuna berlama-lama. Kini, kecantikan sang istri pulalah yang membuat hubungan pernikahan mereka diambang kehancuran, sedang menuju ambruk.
"Bahkan saat sudah menikah dengan saya dan punya anak satu saja, masih banyak diincar laki-laki," kata Arjuna saat mengurus berkas perceraian di Pengadilan Agama (PA), Surabaya, pekan lalu.
Arjuna dan Shinda sama-sama menjadi guru di sebuah SMP negeri (SMPN) di Surabaya. Karena itu pulalah Arjuna tahu siapa-siapa saja laki-laki sekantornya yang punya hati pada istrinya.
Yang membuat kepalanya pusing tujuh keliling, mereka yang menyukai sang istri tidak hanya satu, dua atau tiga. Tetapi lebih dari itu. Trik para pria yang naksir Shinta masih klasik. Mulai dari mengantarkan pulang, mengajak lembur, sampai mengirimkan aneka hadiah, seperti bunga, makanan atau mainan untuk putra tunggal mereka.
Bahkan, ada juga yang nekat memberi perhatian lewat pesan singkat ataupun BlackBerry Messenger (BBM). Isinya juga gombal-gombal. Ada kata-kata manis, petikan puisinya Kahlil Gibran maupun lirik-lirik lagu galau.
“Sampai akhirnya empat tahun terakhir ini adalah puncaknya. Saya sempat mengira dia (Shinta) diguna-guna. Sampai sempat saya bawa ke beberapa orang pintar, tapi nggak mempan,” kata Arjuna.
Pasalnya, selama empat tahun terakhir ini, kelakukan Shinta jadi berubah. Ia bahkan tak sungkan untuk menanggapi dan memberi perhatian lebih pada laki-laki yang menggodanya.
Dan yang paling menjadi sosok dalam hubungan perselingkuhan dengan sang istri adalah seorang guru BP (Bimbingan Penyuluhan) yang juga mengajar di sekolah yang sama dengan mereka, terang-terangan mengaku kepincut pada Shinta dan ingin memilikinya. Si guru BP rupanya pakai jurus lain untuk menggoda Shinta. Namanya jurus guna-guna. Itu versi pengakuan Arjuna. Sebab, belakangan yang diketahui Arjuna, Shinta jadi lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah bersama si guru BP, sebut saja namanya Bima.
Anak mereka yang kini berusia kelas lima SD pun, tidak lagi menjadi prioritas perhatian Shinta. Padahal sebelumnya, Shinta adalah perempuan yang sangat perhatian dengan keluarganya. Orang rumahan lah.
Bahkan secara kualitas beribadah pun, sejak empat tahun terakhir Sephia jadi berkebalikan. Tak mau lagi sembayang dan tidak mau diajak untuk berkumpul dengan keluarga besar.
“Emosi terus, saya sempat membawanya ke tempat rukyah. Tapi, tetap tidak bisa. Sempat setahun itu sembuh, lalu kumat. Malah sampai kabur dari rumah,” cerita Arjuna.
.
Puncaknya, akhirnya Shinta malah nekat mengajukan gugatan cerai. Ia sudah ingin sekali berpisah dari Arjuna. Shinta benar-benar melupakan perjuangannya bersama Arjuna sejak sebelum menikah. Kebetulan mereka dulu satu kampus di Malang.
“Saya sudah konsultasi ke keluarga. Dan segala cara sudah dilakukan untuk pengobatan, mulai alternatif, tirakat. Tapi, kalau memang dia maunya pisah, ya wes lah. Saya cuman mau yang terbaik,” kata Arjuna.
Sebab, tidak baik untuk anaknya terus melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Dan juga gosip tetangga kanan kiri yang terus membuat citra keluarga Arjuna negatif. Terutama cap dari tetangga yang menyebut istrinya adalah wanita peselingkuh.
“Ya kalau lakinya lajang, nggak papa. Ini sudah beristri juga. Istrinya dia bahkan pernah sekali datang ke rumah dan melabrak Sephia. Jadi, cukuplah yang begini ini,” pungkas Arjuna. (*/opi)
Laporan: Fopin A Sinaga
