PEKANBARU

Mental Baja, Modal Berbisnis Properti

ALUMNI UNRI | Selasa, 22 Maret 2016 - 11:53 WIB

Mental Baja, Modal Berbisnis Properti
Hamdani MS SIP (FISIP Hubungan Internasional 2000)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Menurut sosiolog bernama David McClelland, negara yang sejahtera setidaknya memiliki minimal 2 persen pengusaha dari total penduduk.

Indonesia sendiri saat ini baru memiliki pengusaha sekitar 1,65 persen dari total penduduk. Perlu banyak penduduk lagi yang menjadi pengusaha agar indikator negara sejahtera tersebut bisa dicapai.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal tersebut nyatanya menjadi motivasi bagi Hamdani. Usai menamatkan pendidikan S1-nya di Unri, ia berkhidmat menjadi seorang pengusaha.

Jatuh bangun dialaminya diawal ia menggeluti bidang yang memang baru ditekuninya tersebut.

Namun, mentalnya tetap terjaga. Ia tak pernah menyerah sekalipun. Gagal 10 kali, ia bangkit ratusan kali.

‘’Sejauh ini setidaknya sudah sekitar 7 jenis usaha yang saya geluti. Mulai dari kuliner, percetakan, dan lain-lain. Banyak dari bisnis tersebut yang gagal.

Namun saya tak pernah menyerah. Karena menurut saya, kegagalan yang sebenarnya adalah, menyerah saat kita gagal,’’ paparnya.

Semangat kuat dan mental bajanya tersebut ternyta perlahan mengiringnya kepada sebuah titik cahaya.

Berkat perjuangan keras, kini, ia berhasil menjadi seorang pengusaha property. Usaha tersebut digelutinya hanya dengan modal nekat, keberanian dan tentunya mental baja yang ia miliki.

Kepada Riau Pos, ia bercerita, awalnya ia hanya memilki modal sepetak tanah milik mertuanya. Tanah tersebut kemudian didirikannya dua unit rumah. Terjual.

Keduanya menjadi milik pembeli. Hamdani tak langsung menghamburkan uang hasil penjualan propertinya tersebut.

Ia justru memutarnya untuk membeli tanah dan membangun lebih banyak properti. Begitu seterusnya.

Meski banyak yang menilai bahwa pekerjaannya tak ada hubungannya dengan pendidikannya saat S1, namun ia tak ambil pusing.

‘’Gelar saya adalah SIp. Namun karena kini saya pengusaha properti, anggap saja SIp itu kepanjangannya adalah sarjana ilmu perumahan,’’ candanya.

Menurutnya, memang antara pendidikan S1 dan profesi setelah itu tak harus selalu linier. Pendidikan S1 baginya adalah wadah membuka pikiran. Intinya, ambil saja semua kesempatan yang ada. Selagi positif, kerjakan saja.

Alhasil kini, ia sudah bisa mengembangkan sayap bisnisnya. Berbagai rumah sudah terjual berkat usahanya.

Baru-baru ini ia bahkan sudah membangun 17 unit properti yang siap dipasarkan untuk memenuhi keperluan papan masyarakat Kota Pekanbaru.

Diakuinya, saat ini daya beli atau ekonomi memang tengah lesu. Akan tetapi hal tersebut tak menjadi penghalang baginya untuk tetap berusaha.

Di Pekanbaru sendiri menurutnya peluang bisnis properti sangat besar. ‘’Jumlah penduduk kita kian hari kian meningkat.

Sementara rumah yang tersedia saat ini belum cukup memenuhi keperluan seluruh masyarakat.

Pengusaha properti masih berpeluang besar untuk memenuhi keperluan tersebut, khususnya di wilayah Pekanbaru dan Kampar yang penduduknya ramai,’’ papar pria yang dulunya aktif di BEM Unri ini.

Agar sayap bisnisnya tetap bisa terbentang di tengah lesunya ekonomi, ia harus berpikir cepat, namun inovatif.

Ia pun kini tengah mengatur strategi untuk bisa mendapat investor untuk membangun usaha properti.

Tak tanggung tanggung, sekitar 200 rumah nantinya akan dihasilkan. Ia berharap, bisnis yang kini tengah ia tindak lanjuti tersebut bisa berjalan sesuai planing.

Pencapaiannya sebagai pengusaha properti diakuinya masih belum seberapa. Namun ia merasa cukup bangga karena bisa menjadi pengusaha yang bekerja membesarkan usahanya sendiri.

Ia bahkan juga bisa membuka lapangan pekerjaan yang berdampak pada mengurangi jumlah pengangguran.

Dengan menjadi pengusaha, tentunya ia juga memberi sumbangsih terhadap peningkatan angka penduduk pengusaha yang menjadi indikator kesejahteraan sebuah negara.

Ke depan ia berharap, mahasiswa bisa memanfaatkan masa kuliah mereka dan berbagai kesempatan yang ada di kampus untuk menjadi awal membuka usaha.(a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook