PUJANGGA PRADANA PUTRA SSOS (ADMINISTRASI BISNIS FISIP UR, 2003)

Bangun Karir di Perbankan

ALUMNI UNRI | Senin, 21 Agustus 2017 - 10:44 WIB

Bangun Karir di Perbankan
Pujangga Pradana Putra SSos

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Mulai dari 2008, Pujangga sudah berkarir di dunia perbankan. Sebagai fresh graduate saat itu, ia mengaku masih minim pengalaman. Tapi itu tidak jadi alasannya untuk tidak maksimal. Pujangga terus belajar dan tidak mau menyerah.

Langkah awalnya dimulai sebagai sales officer. Ia merasa tertantang dengan bidang tersebut. Terlebih ada target yang harus dicapai. Sehingga membuatnya terpacu untuk memberikan yang terbaik.


“Awal saya berkarir dimulai sebagai sales. Sempat berpindah-pindah bank juga. Lama-kelamaan, karir terus menanjak. Semua berkat pegangan ilmu dari Universitas Riau yang selalu saya terapkan,” ujarnya. Setahun jadi sales, ia dipercaya oleh Bank BTPN Telukkuantan menjadi credit officer. Kemudian, ia ditarik ke Area Pekanbaru menjadi mobile credit officer.  Kinerjanya yang baik, membuatnya mampu melesat menjadi branch manager dalam beberapa tahun saja.

Posisi sebagai branch manager tersebut sempat ia emban sekitar empat tahun. Sampai akhirnya sejak 2016 lalu hingga kini, Pujangga diberi amanat sebagai Sales Manager Bank BTPN Wilayah Riau dan Kepri. “Jujur, saya tidak menyangka karirnya bisa menanjak secepat ini. Tapi tentu semua harus disyukuri. Semakin tinggi jabatan, tanggung jawab dan tantangan juga semakin besar. Itu yang harus ditaklukkan,” sambungnya.

Tantangan yang ia katakan ialah di bidang sales, dirinya harus siap siap dengan tekanan kerja dan tingkat stres yang tinggi. “Kita dituntut untuk cekatan dalam berpikir dan bertindak. Sebab kecepatan dalam bekerja sangat diperlukan karena setiap waktu sangat berharga dalam mecapai target,” terangnya yang pernah ditunjuk sebagai ketua pelaksana pada iven festival band di kampus. Ia mengatakan, dirinya harus siap ditempatkan dimana saja sesuai dengan keperluan perusahaan. Tantangan selanjutnya adalah di dunia perbankan, harus siap dengan risiko yang di hadapi. Seperti risiko uang dan hukum. Termasuk pemberian kredit. “Misalnya walau tidak memegang uang secara langsung, tapi akan bertanggung jawab secara langsung terhadap kreditur yang diberikan kredit. Jika teledor dan menjadi kreditur macet, risiko juga akan menanti. Banyak kasus hukum perbankan seperti kasus kredit fiktif. Hal ini sebenarnya diakibatkan pegawai bank itu sendiri “akrab” dengan nasabahnya tersebut.

Akrab yang dimaksudkan di sini memiliki arti jika pegawai bank itu sendiri telah sering diming-imingi ‘’sesuatu” oleh nasabahnya, yang mana ini dilarang keras oleh perusahaan. Hal ini bertujuan agar kredit yang diajukan oleh nasabah tersebut menjadi mulus tanpa kendala. Untuk mengatasi hal ini, kita diharapkan memiliki integritas yang kuat. Memang hal ini sangat menggiurkan, tapi jika kita berkeinginan berkarir bagus, tekad dan integritas yang kuat haruslah dipersiapkan,” paparnya yang pernah menjabat sebagai Kabid Minat dan Bakat Himabisnis.

Ilmu dari UR sendiri diakuinya mampu menangkalnya dari berbagai kemungkinan buruk tersebut. Prinsip manajemen bisa menyusun pekerjaan dengan baik. Sesuai timeline-nya. Sehingga, ia bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Disamping itu, ilmu semasa kuliah diterangkannya bisa menimalisir risiko yang akan kita hadapi. Seperti prinsip dalam pemberian kredit berdasarkan prinsip 5C (caracther, capacity, collateral, capital, condition) dan yang paling penting, ia mengaku memiliki integritas yang tinggi.

Ke depan, mantan aktivis BEM FISIP ini bertekad untuk meraih posisi yang lebih baik lagi.(azr)

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook