PEKANBARU

Cetak Guru Fisika Teladan

ALUMNI UNRI | Rabu, 16 Maret 2016 - 10:54 WIB

Cetak Guru Fisika Teladan
Zulirfan Aziz SSi MSi (Alumni FMIPA Fisika Angkatan 1989)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PELAJARAN fisika bagi sebagian orang mungkin dianggap sulit. Banyak rumus, hitung menghitung dan juga eksperimen.

Hal tersebut membuat Zulirfan Aziz merasa tertantang untuk membuat pelajaran tersebut menjadi pelajaran yang disenangi oleh banyak orang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Terinspirasi oleh guru fisikanya kala SMA, Asmiral yang berhasil membuat belajar fisika menjadi sesuatu yang menyenangkan, ia pun memilih mendedikasikan dirinya menjadi guru fisika.

Meski ia berkuliah di FMIPA, tak terpikir sedikitpun olehnya untuk berkecimpung dalam dunia industri maupun perusahaan. ‘’Cita cita saya hanya satu. Jadi guru fisika keren seperti guru fisika SMA saya dulu.

Maka dari itu, ketika menyelesaikan studi S1, saya mengambil Akta 4 agar bisa mengajarkan fisika di berbagai sekolah,’’ ungkap pria yang pernah aktif menjadi konsultan di Science Education Quality Improvement Project (SEQIP) Provinsi Riau ini.

Cita citanya menjadi guru terkabul. Namun, ia tak pernah puas. Sampai akhirnya ia ditawarkan menjadi dosen di FKIP Unri mengajar di prodi Pendidikan Fisika yang kala itu masih baru. Ia pun menyanggupi.

Sejak saat itu, ia konsen menghasilkan calon tenaga pendidik fisika yang bisa menyampaikan pelajaran fisika menjadi sesuatu yang menyenangkan tanpa mengurangi ilmu dan nilai yang terkandung dari materi fisika itu sendiri.

‘’Sedari masih menjadi dosen, saya bersama yang lain berupaya mengubah mindset dari calon calon guru yang kita hasilkan mengenai fisika.

Pelajaran fisika harus diajarkan dengan metode yang menyenangkan. Praktikum yang dilakukan kepada siswa tak boleh monoton dan dengan metode ceramaah saja,’’ papar pria yang kini menjabat sebagai Wakil Dekan 1 FKIP Unri ini.

Metode tersebut justru membuat siswa bosan dan jenuh. Jika guru hanya menuangkan ilmunya saja kepada siswa, menurutnya tak cukup untuk membuat siswa mampu memahami mengenai pelajaran itu sendiri.

Guru fisika dan guru lain harusnya bisa membantu murid mengkonstruksi materi tersebut ke dalam pikiran mereka. Sehingga mereka mengetahui pelajaran tersebut bukan karena resep yang diberikan oleh guru, melainkan karena rasa ingin tahu mereka.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh pria yang telah menulis sebuah buku ajar mengenai fisika ini. Antara lain, calon calon guru fisika yang berkuliah di FKIP Unri dikuatkan pemahamannya mengenai fisika.

Karena menurutnya fisika adalah sesuatu yang konsepual dan erat kaitannya dengan kehidupan nyata. Dalam mengajar, guru fisika harus bisa mengaitkannya dengan kegiatan sehari-hari sehingga siswa semakin mengaggap bahwa fisika adalah bagian dari hidup mereka dan merekapun menyenanginya.

Media pembelajaran dan materinya juga harus diperkuat. Dosen fisika termasuk dirinya harus bisa menyeimbangkan antara penguasaan materi dan metode pelajaran bagi calon guru fisika yang mereka bidani. Sehingga, lulusan Pendidikan Fisika FKIP Unri benar-benar menguasai materi dan menyampaikannya dengan metode yang menyenangkan.

‘’Tantangan kita saat ini ialah bagaimana lulusan kita bisa menjadi guru kompeten sekaligus disenangi siswa.

Karena mata pelajaran yang diajar ini memang dikenal siswa sebagai sesuatu yang sulit. Jadi memang harus disajikan dengan cara ringan dan menyenangkan sehingga siswa tertarik mempelajarinya,’’ ungkapnya yang pernah meneliti sel konduktor semasa menempuh study S2nya.

Tekadnya dalam melahirkan pendidik handal di fisika tak main main. Ia bahkan tak segan melatih guru guru fisika di sekolah, meski notabenenya ia sendiri sangat sibuk dengan tanggung jawabnya sebagai WD 1 FKIP Unri saat ini.

Demi meningkatkan mutu dan kualitas sekaligus mengubah pemahaman guru mengenai metode ajar, ia memberikan penyuluhan dan pelatihan bagi guru guru tersebut.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook