PEKANBARU

King Crab, sang Pendiri IKA

ALUMNI UNRI | Selasa, 15 Maret 2016 - 11:11 WIB

King Crab, sang Pendiri IKA
Prof Dr Ir H Adnan Kasry, Rajo Kayo nan Mulie (Alumni Fakultas Perikanan SDP Angkatan 1964)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - SOSOK alumni satu ini bisa dibilang legenda. Legenda dari sebuah organisasi bernama IKA (Ikatan Keluarga Alumni) Unri. Ya, ia adalah pendiri pertama kali organisasi tersebut sekaligus menjadi Ketua pertama dari IKA Unri.

Apa yang mendorongnya untuk mendirikan organisasi yang berisi alumni alumni dari Unri tersebut?

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Kala saya masih menjabat sebagai dosen di Unri, terpikir oleh untuk membentuk sebuah organisasi khusus untuk alumni Unri.

Saya ingin ada sebuah organisasi yang menghimpun alumni tersebut. Meski saat itu jumlahnya belum sebanyak saat, ide tersebut nyatanya mendapat dukungan berbagai pihak dan dikukuhkan secara resmi oleh rektor Unri kala itu,’’ papar pria yang pernah menjabat sebagai Dekan Faperi ini kepada Riau Pos.

Dari sekitar 7 orang pengurus inti yang mengurusi IKA Unri pertama kali, kini hanya tersisa ia seorang. Teman temannya yang lain sudah mendahuluinya.

Ia ingat betul, bagaimana mereka bersama sama mendirikan dan menjalankan organisasi tersebut ditengah kesibukan mereka masing masing. Menurutnya, ada keasikan tersendiri bisa berkumpul kembali bersama alumni dan melakukan hal hal postif bersama sama.

Kini, dirinya sudah tak tergabung dalam kepengurusan IKA Unri. Organisasi lawas tersebut kini dijalankan oleh alumni-alumni muda yang tak kalah hebat.

Ia sendiri dianggap sebagai penasehat dari organisasi tersebut. ‘’Alhamdulillah saat ini organisasi tersebut masih berjalan.

Meski banyak pengurus yang baru baru ini tak mengenal saya, saya berharap mereka bisa menggerakkan alumni dan berdiskusi juga dengan orang orang terdahulu.

IKA Unri harus dievaluasi dan dilakukan pemilihan pengurus baru agar tetap terus bergeliat. Kedepan, cakupannya bukan hanya sebatas antar alumni saja.

Namun, IKA Unri juga harus bisa memberi manfaat bagi mahasiswa Unri, bagi masyarakat dan tentunya bagi Universitas,’’ papar pria yang telah menggarap lebih dari 150 jurnal dan karya ilmiah ini.

Selain dikenal sebagai pendiri IKA Unri, sosok Adnan juga nyatanya booming dilevel nasional. Ia lah orang Indonesia pertama yang bisa membudidayakan kepiting bakau pertama kali hingga menetaskan larvanya.

Sejarah tersebut diukir saat Adnan melakukan penelitian S3nya. Meski mengaku sempat mengalami kesulitan dalam penelitian tersebut, namun nyatanya penelitian yang ia lakukan lebih dari satu tahun tersebut berbuah manis.   

‘’Sebelumnya memang penelitian mengenai kepiting bakau ini belum ada. Literatur yang ditemukanpun hanya beberapa, yakni dari Malaysia.

Jumlah kepiting yang semakin langka dan habitatnya yang teruski juga membuat kita kesulitan mencari indukan untuk penelitian.

Setelah keliling Jawa, akhirnya indukan tersebut ditemukan dan kita coba lakukan penelitian. Alhamdulillah, berhasil dan hewan laut yang terancam punah tersebut pun bisa terselamatkan,’’ papar pria yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai pelaksana pembangunan dari Komando Pembangunan Sumatra ini.

Dari hasil temuannya tersebut, ia telah menciptakan buku mengenai budidaya kepiting bakau yang banyak diminati. Buku tersebut bahkan terbang hingga ke negara negara tetangga.

Akibatnya, angkatan pertama Fakultas Ilmu perikananan Unri ini dikenal sebagai King Crab atau Raja Kepiting.

Doktor ilmu lingkungan ini pun diajak bergabung di Bappeda dibagian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Semasa bekerja di Bappeda, ia juga sempat mengembangkan budidaya kepiting bakau dibeberapa kabupaten di Riau.

Selain itu, ia juga menjadi pihak pertama yang melakukan sosialisasi mengenai lingkungan diberbagai kecamatan yang ada di Provinsi Riau.

‘’Pemahaman masyarakat akan lingkungan hidup kala itu memang masih sangat minim. Maka dari itu kita sangat tertarik untuk melakukan sosialisasi masyarakat di Riau.

Itu sekaligus menjadi gerakan pertama sosialisasi lingkungan yang dilakukan di Riau,’’ papar pria yang kini menjadi guru besar di Faperika Unri ini.

Sepanjang karirnya, pria berusia 73 tahun ini memang tak pernah lepas dari yang namanya lingkungan. Ia juga menjadi pendiri forum peduli daerah aliran sungai siak (DAS). Dedikasinya terhadap lingkungan memang sudah tak diragukan lagi.

 Kini, meski sudah masuk usia pensiun, dirinya tetap bersemangat untuk terus menuangkan ilmunya.

Kini, si raja kepiting ini tengah mengurus syarat menjadi dosen kontrak. Sehingga, nantinya pemikiran, gagasan dan pengalamannya masih bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. (kun)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook