PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebagai camat, ia sadar betul bahwa tugasnya tak hanya sebatas mengurusi masalah KTP saja seperti yang diketahui masyarakat selama ini.
Camat harus memikirkan bagaimana perekonomian, pendidikan dan sektor sektor lain di wilayahnya. Oleh karena itu, pelan namun pasti, berbagai sektor dan potensi di Rumbai ia benahi hingga Rumbai pun bisa menjadi kecamatan terbaik di Provinsi Riau.
Ya, beberapa waktu lalu, Rumbai untuk pertama kali terpilih menjadi kecamatan terbaik se Provinsi Riau.
Setelah sebelumnya Rumbai mewakili Kota Pekanbaru untuk Kecamatan Terbaik. Menurut pria yang biasa disapa dengan sebutan Ami ini, penghargaan tersebut belumlah membuatnya merasa pantas berbangga diri.
‘’Masih banyak pekerjaan rumah kedepannya. Ini masih belum seberapa,’’ papar pria ramah ini. Predikat bergengsi tersebut diakuinya bisa diraih tak lain juga berkat dukungan berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah dan yang lainnya.
Ia merasa selama ini beruntuk dikelilingi berbagai pihak yang mendukung penuh berbagai kegiatan dan program dari kecamatan.
Adapun hal yang paling diunggulkan oleh Kecamatan Rumbai ialah dari sektor pertanian dan holtikultural. Ia bersama masyarakat didukung oleh Dinas Pertanian terus menerus menggali potensi tersebut.
Berbagai kelompok tani dibina,diberi bibit dan dirangkul sehingga mereka bisa maju dan merasakan keberadaan dari pemerintah.
Berbagai upaya tersebut nyatanya berhasil mengantarkan Rumbai menjadi penyuluh swadaya terbaik nasional dan kelompok budidaya ikan terbaik.
Atas prestasi tersebut, ia bersama petani rumbai diundang untuk menghadiri upacara di istana kepresidenan beberapa waktu lalu.
‘’Sejauh ini pertanian dan holtikultura memang jadi keunggulan atau potensi diwilayah Rumbai. Maka dari itu Rumbai juga ditetapkan sebagai salah satu daerah wisata agro.
Untuk hasil perikanan sendiri, Rumbai sudah bisa menghasilkan 1 ton ikan perhari. Buah buahan segarnya dan hasil tani lain juga sudah dikirim keberbagai wilayah. Ini membuktikan potensi tersebut memang sudah terkelola dengan baik,’’ jelasnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, kedepan akan lebih fokus terhadap pengolahan hasil tani teesebut menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual.
Bagaimna hasil hasil perikanan dan pertanian tersebut bisa diolah menjadi kerupuk, tepung, cemilan dan aneka olahan lain yang bisa meningkatkan taraf hidup.
Masih dalam rangka pengolahan hasil mentah tersebut, ia bersama berbagai pihak lain kini tengah mempersiapkan sebuah sekolah dibidang pertanian di Rumbai.
‘’Pertimbangannya adalah, tidak ada sekolah pertanian saja di Rumbai ini, pertaniannya bisa jadi yang terbaik level nasional. Apalagi jika ada sekolahnya? Tentu akan jauh lebih baik hasilnya.
Pembangunan sekolah sendiri kini tengah dilakukan dan diperkirakan sekitar 7-8 bulan kedepan bangunan selesai diatas lahan 3,5 hektare hibah dari masyarakat,’’ lanjut pria juga pernah berkiprah menjadi lurah ini.
Ia berharap, dengan keberadaan sekolah tersebut, masyarakat semakin siap menghadapi MEA. SDM siap bersaing khususnya dalam bidang pertanian, sehingga bisa jadi tuan rumah dinegeri sendiri.
Kini, selain mempersiapkan hal tersebut ia juga tengah sibuk dengan inovasi terbarunya yakni red rose. Red rose sendiri ialah suatu program yang mendefinisikan ulang berbagai lahan, masyarakat dan potensinya.
Sehingga semua wilayah dirumbai bisa terintegrasi. ‘’Ini tentu mempermudah dalam mengetahui daerah mana yang berpotensi untuk pertanian, perikanan, industri dan lainnya. Nantinya hal teesebut bisa diakses dan diketahui dengan sistem online,’’ paparnya.
Inovasi tersebut dikatakannya adalah inovasi pertama yang dilakukan level Kecamatan di wilayah Indonesia.
Kedepan ia berharap, red rose bisa membawa menfaat besar bagi kemajuan daerah dan membawa manfaat bagi pemerintah pula tentunya. ‘’Inovasi terus kita lakukan untuk membawa Rumbai ini kerah yang lebih baik.
Kedepan, kita akan melakukan berbagai kejutan kejutan untuk masyarakat yang tentunya bisa memberi manfaatnm besar bagi masyarakat,’’ tutup alumni IPDN ini.(a)