PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Saat Unri baru membuka Program S2 Ilmu Lingkungan, Yusman sudah tertarik untuk menimba ilmu disana.
Ia bergabung sebagai angkatan kedua, dimana saat ini program tersebut belum semaju apa yang terlihat saat ini. Alhasil, disana ia berhasil menyalurkan kecintaannya kepada lingkungan hingga saat ini.
Berbagai penelitian dan aktivitas mengenai kepedulian terhadap lingkungan telah dilakukannya. Dalam hal penelitian sendiri, ia sempat meneliti mengenai kajian ecowisata mangrove di wilayah Bintan yang dulunya masih bagian dari Riau.
‘’Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ecosiwata menjadi tulang punggung pendapatan dari wilayah Bintan. Sayangnya, pengelolaan keuangan saat itu masih dikelola oleh pihak luar negeri yakni Singapura dan Malaysia.
Padahal, jika dikelola dengan baik oleh pihak lokal, potensi tersebut tentu akan lebih berkembang. Terlebih wisatawan yang datang juga tak sedikit dan berasal dari berbagai penjuru negeri,’’ paparnya.
Setelah penelitiannya tersebut, kini mahasiwa magister S2 lainnya juga masih melanjutkan penelitian di lokasi yang sama. Bukan hanya itu, ia juga menjadi salah satu pendiri konservasi mangrove club.
Ia berhasil menggerakan berbagai pihak untuk sama sama peduli terhadap hutan mangrove. Meski sempat mati suri, nyatanya club tersebut kini hidup kembali dengan semangat kepedulian yang lebih tinggi.
‘’Dalam club tersebut, kita melakukan berbagai aktivitas seperti penghijauan di hutan mangrove dan kegiatan lainnya,’’ ungkapnya. Kini, meski sudah tak bergabung dengan club tersebut karena berbagai kesibukannya, ia masih tetap mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan oleh club.
Tak tanggung-tanggung, bahkan Yusman juga mengajak alumni ilmu lingkungan yang jumlahnya ratusan untuk ikut peduli mangrove bersama club tersebut.
Dibawah payung Ikatan Keluarga Alumni Ilmu Lingkungan (IKA-IL) yang kini diketuai oleh dirinya, ia dan anggota IKA IL turun wilayah pesisir, yakni Sungai Pisang untuk melakukan transplantasi terumbu karang. Di tahun lalu, lima titik sudah ditanami oleh terumbu karang. Masing masing titik sendiri berisi lima media transpalntasi.
Pada bulan ini, mereka akan kembali mendatangi spot tersebut guna melakukan monitoring terhadap pertumbuhan terumbu karang. Bukan hanya itu, Yusman bersama IKA IL juga berencana melakukan penanaman pohon diwilayah pinggiran mangrove yang dinilainya sangat gersang.
‘’Melalui kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan bersama alumni ini, kami berharap peran alumni lingkungan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sendiri bisa lebih dirasakan, khususnya oleh masyarakat.
Karena siapa lagi yang peduli dan paham kondisi lingkungan ini kalau bukan dari kita yang memang sudah memperlajari ilmunya,’’ ungkapnya lagi.
Ke depan ia berharap, keberadaan alumni yang sudah diterhimpun dalam IKA IL bisa benar benar menjadi pioner lingkungan di wilayah mereka masing masing.
Jangan sampai ada alumni lingkungan yang acuh pada kondisi lingkungan di sekitar mereka. Dimanapun mereka berada, mereka harus membawa perubahan baik kepada kondisi lingkungan mereka.
Selain menjabat sebagai Ketua IKA IL PPS Unri, ia juga aktif menjadi asesor LPJK Bidang Lingkungan dan juga aktif menjadi anggota sebuah patai politik. Sebagai asesor sendiri, tugasnya juga tak jauh jauh dari bidang lingkungan.
Ia menjadi tim penilai dari pekerja pembuat drainase dan pekerja lain yang berhubungan langsung dengan lingkungan lainnya. Tujuan dari penilaian tersebut tak lain untuk sebuah sertifikasi, bekal bagi pekerja pembangunan yang berhubungan dengan lingkungan tersebut.
Dalam bidang politik, ia juga tetap berbasiskan lingkungan. ‘’Meskipun politik ilmu nya berbeda dengan ilmu lingkungan, namu keduanya tak bisa dipisahkan.
Saya berharap nantinya saya bisa menjadi orang politik yang berbasis lingkungan. Sehingga, alumni ilmu lingkungan sebagai pioner pelestari lingkunga tersebut benar benar terwujud,’’ tutupnya.(a)