PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi meminta kepada orang tua untuk membentengi anak sejak dini dari perilaku menyimpang yang kini tengah berkembang di masyarakat, seperti Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Sebab kata dia, perilaku itu sangat bertentangan dengan ajaran agama dan budaya timur.
"Dalam hal itu, keluarga diminta untuk lebih berperan aktif dalam membentengi anak dan pemuda dari pengaruh fenomena LGBT di Indonesia dan Kota Pekanbaru, khususnya. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membina dan menyeleksi pergaulan anak, baik di lingkungan masyarakat, maupun pendidikannya," kata Ayat.
LGBT merupakan kelainan yang meresahkan dalam masyarakat, bukan hanya dari perilaku menyimpang, melainkan juga menyimpan banyak masalah kesehatan di kemudian hari. Tentu saja menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua terhadap anak- anak yang notabene sebagai generasi penerus di masa depan.
Ayat meminta kepada orang tua agar menanamkan perilaku yang baik dan normal sesuai kodratnya pada anak, sebagaimana Rasulullah yang mengajarkan umat manusia tentang mendidik anak, agar anak berkembang sebagaimana kodratnya. Artinya, bila jenis kelamin laki-laki berperilakulah seperti laki- laki, begitu juga sebaliknya. Pendidikan tersebut tentu saja harus dimulai dari sedini mungkin pada anak- anak.
Wawako juga menyarankan agar mulai mengajarkan anak untuk mandiri saat berusia 7-10 tahun untuk melaksanakan shalat secara tertib, sedapat mungkin juga memisahkan tempat tidurnya. Berikanlah anak- anak permainan sesuai gender, dan ajarkan juga untuk memahami dan membiasakan pada anak untuk mengetahui batasan auratnya.
"Ajarkan juga kepada anak- anak kita dan jelaskan bahwa kodrat lelaki dan perempuan itu berbeda, Laki-laki tidak boleh menyerupai perempuan dan perempuan tidak boleh menyerupai laki-laki. Sebagai orang tua, kita harus berperan aktif mencegah merebaknya kelainan ini dengan menanamkan dan membiasakan hal-hal yang benar sesuai kodratnya pada anak sejak dini," saran Ayat.
Psikolog anak RS Awal Bros, Miftahul Hayati juga memberikan beberapa solusi untuk menghindari terjerumusnya anak- anak dari LGBT. Menurut dia, untuk mengantisipasinya orang tua harus memberikan perlindungan dari umur dua hingga empat tahun. Pada periode umur itulah orang tua harus mulai mengajarkan tentang pengendalian diri (self-control).
Seperti dengan metode training toilet, dimaksudkan agar anak belajar untuk mengendalikan tubuhnya seperti ketika buang air besar, sehingga juga mengembangkan kontrol tubuh menyebabkan sebuah kemandirian pada anak. Kemudian menghindari anak dari kekerasan psikis dan psikologis yang terjadi di keluarga. Karena itu bisa menyebabkan anak membenci karakter ayah sebagai laki-laki, atau pun ibu sebagai perempuan.
"Peran keluarga, pendidikan dan lingkungan merupakan tiga kunci utama agar anak dapat membantengi diri terhadap perilaku menyimpang tersebut," katanya.(Adv)
Laporan: Riri Ridam Kurnia
Editor: Hary B Koriun