BISA JUAL LIMA BATANG, TERKADANG ZONK

Kisah Yusniati, Pedagang Lemang Pinggir Jalan

Advertorial | Rabu, 24 April 2019 - 14:00 WIB

Kisah Yusniati, Pedagang Lemang Pinggir Jalan
POTONG LEMANG: Yusniati memotong lemang di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Selasa (23/4/2019).

BAGIKAN



BACA JUGA


KOTA (RIAUPOS.CO) -- Bila menyusuri Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, mata kita sering tertuju pada arah sebelah kiri dan kanan bahu jalan yang pastinya tidak asing lagi melihat para wanita yang didominasi perempuan paruh baya melambai di tengah terik matahari sambil menjajakan dagangan lemangnya.

Sembari duduk di belakang atau samping tumpukan lemang yang terbuat dari beras ketan, Yusniati menunggu pelanggan ditemani payung yang diikatkan ke meja, guna mengurangi panas yang menyengat. Apalagi, ia memang berjualan tepat di bahu jalan. 

Tampak lemang yang dimasak dengan bambu berbalut daun pisang dan dibakar itu tersusun rapi di atas meja berukuran setengah meter dengan terbungkus kertas koran, guna menjaga dari debu jalanan dan kendaraan.

Wanita kelahiran 51 silam itu, menjual satu lemang ukuran besar dengan harga Rp50 ribu dan Rp40 ribu ukuran kecil. Sementara, tapai ketan hitam satu bungkus plastik itu dihargai Rp10 ribu. ‘’Kadang bisa habis tiga, lima sampai sepuluh. Pernah zonk juga,’’ Kata Yusniati kepada Riau Pos, kemarin. 

Terhitung dua tahun lamanya, sejak sang suami menghadap sang Ilahi, wanita paruh bayah itu sudah bergelut dengan dunia perlemangan ini. Masih memiliki dua anak yang masih memerlukan biaya untuk sekolah, membuatnya terpaksa berjualan guna sekadar menambah uang jajan anak-anaknya. 

‘’Ada empat anak. Sekolah dua, satu SMP dan satu SD, yang lain sudah bekerja,’’ ujarnya.(*1)
 
(Laporan Marrio Kisaz, Kota)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook