BUKU

Perjalanan Andy Noya

Advertorial | Minggu, 24 Januari 2016 - 10:32 WIB

Perjalanan Andy Noya

“Tidak perlu menunggu untuk bisa menjadi cahaya bagi orang-orang di sekelilingmu. Lakukan kebaikan, sekecil apa pun, sekarang juga – Andy F. Noya

Siapa pun pasti punya kisah inspiratif. Tapi sayangnya tidak semua kisah yang mampu menginspirasi banyak orang itu ditulis dalam buku biografi. Buku biografi sejatinya berusaha bagaimana tetap menghidupkan kisah seseorang, sekalipun orang tersebut telah meninggal dunia. Jadi, tanpa adanya buku biografi kisah perjalanan hidup seseorang akan terpendam begitu saja oleh waktu. Dari sanalah eksistensi buku biografi – yang memuat rampai kehidupan seseorang itu – akan tetap mampu menginspirasi jutaan orang.

Salah satu buku biografi yang menarik dan berusaha menginspirasi jutaan pembaca, yakni kisah Andy Noya, yang selama ini diketahui lebih banyak mengungkap kisah kehidupan orang-orang Indonesia di layar kaca. Namun, publik tidak pernah tahu kisah perjalanan host Kick Andy yang sebenarnya.

Beberapa orang terdekatnya selalu meminta Andy Noya juga berkenan berbagi kisahnya lewat buku biografi. Tapi tidaklah mudah membujuk Andy Noya untuk berbagi kisahnya. Apalagi ia selalu menghindar untuk mengungkapkannya. Ternyata keinginan orang-orang yang punya harapan besar tersebut baru terkabul setelah empat tahun lamanya membujuk pria berdarah Ambon-Belanda-Jawa-Portugis ini untuk mengungkapkan kisah hidupnya di balik layar televisi.

Ia pun akhirnya bersedia membuka menceritakan masa kecilnya yang kelam, masa-masa sulit di Surabaya, perpisahan ayah-ibunya, masa remaja di Papua, kuliah yang tidak tuntas, kisah percintaan yang jenaka, dan perjuangannya menapak karier sebagai jurnalis, yang semua dibungkus dalam buku setebal 418 halaman. Di dalam buku yang diterbitkan oleh Kompas 2015 ini akhirnya memuat banyak cerita tentang Andy yang membuat kita benar-benar larut dalam setiap alurnya.

Bagi pecinta Kick Andy sosok ini tidak asing lagi. Kisah hidupnya sangat berliku, banyak pengalaman pahit yang ia alami. Mulai dari masa dia kecil yang hidup di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jawa. Sedangkan dia terlahir sebagai sosok yang berbeda, memiliki darah Belanda, dan terlahir dan tumbuh di saat masa-masa tahun 1960-an. Perbedaan wajah, kulit, dan fisiknya membuat dia kemudian menyesal terlahir sebagai keturunan Belanda. Karena, dengan lahir sebagai keturunan Belanda, pada masa itu menjadi siksaan tersendiri. Banyak yang menyakitinya, serta hidup di antara ketakutan yang luar biasa.

Di dalam buku ini juga diceritakan bagaimana kondisi keluarga Andy Noya. Terlahir dengan kondisi ekonomi yang sangat sederhana, malah lebih cenderung kekurangan. Tinggal di tempat parkir, sekamar bertiga, sampai-sampai tidak memiliki pakaian yang baru. Ayahnya meninggalkan dia dari kecil, dan sang ibu bekerja sebagai tukang jahit. Kehidupannya benar-benar semakin sengsara tatkala Andy tidak sengaja memecahkan kaca spion mobil orang. Karena kelakuannya itu, ibunya harus menanggung beban yang luar biasa beratnya. Dari sini, Andy mulai membenci orang-orang yang kaya.

Tumbuh di tempat yang berbeda-beda, serta tidak pernah mendapatkan perhatian khusus (kasih sayang) dari orangtua membuat Andy brutal. Dia menjadi tidak jelas, serta berkelakuan nakal. Terlebih ketika dia mulai dekat dengan tiga bersaudara yang kerjaannya hanya bikin masalah. Kenakalan-kenakalan kecil seperti mencuri pisang, mencuri makanan di Kebun Binatang Surabaya, sampai tindakan yang lebih parah lagi (menjurus ke kriminal) pun dilakukan kala itu. Bahkan, ada yang meramal kalau nantinya dia akan menjadi seorang penjahat.

Beranjak memasuki usia remaja, Andy berpindah menuju Papua. Di sana dia bertemu dengan ayahnya. Sosok yang hampir dia lupakan wajahnya, Andy merasa saat itu bukan hanya sebagai seorang anak, namun juga menjadikan ayah sebagai sosok teman yang baik. Di Jayapura juga ada banyak kisah yang Andy alami. Mulai dari keberaniannya mengungkapkan cinta pada gurunya, tenggelam di lautan, sampai pertengkaran dengan ayahnya. Di saat pertengkaran itu juga, ayahnya menghembuskan nafas yang terakhir. Tepat dipangkuannya.

Andy Noya seakan sudah kenyang dengan kehidupan pahit getir, betapa tidak ia jalani semua itu dari masa kecil hingga sampai saat kuliah. Dunia jurnalistik telah memberikan perubahan besar bagi kehidupannya. Banyak aral yang dihadapinya, namun dengan kegigihan dan usahanya, semua bisa ia gapai. Menjadi wartawan di media massa besar, sampai dengan menjadi direktur di salah satu media ternama. Banyak cerita di sini yang berkaitan dengan saluran televisi Indonesia, serta tantangan-tantangan sebagai wartawan saat meliput ataupun menampilkan berita waktu itu. Banyak ancaman yang dia terima, bahkan salah satu media massa (tempat dia bekerja) pun dibredel oleh pemerintah. Dilarang terbit dengan alasan menyalahi aturan.

Buku ini wajib dibaca oleh kalangan muda Indonesia di pelosok negeri karena sarat dengan pesan moral yang dapat memotivasi siapa pun, yaitu jangan pernah menyerah dengan keadaan. Andy Noya mengalami berbagai kepahitan hidup pada masa kecil hingga masa kuliahnya. Jalan hidupnya berliku-liku. Tetapi, dia tetap mengejar impiannya dan mendalami lentera jiwanya. Selamat membaca!***

Alam Terkembang, Penulis Buku Biografi Pesantren Khairul Ummah Air Molek,  Berkhidmat di FLP Riau.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook