BAGANSIAPIAPI (RIAUPOS.CO) - Keberadaan Lembaga Adat Melayu Rokan Hilir diharapkan dapat menjadi instrumen penting guna menumbuhkan persatuan masyarakat Melayu dan nilai kemelayuan yang ada di daerah.
"LAM Rohil harus bisa menjadi bagian untuk mempertahankan kelestarian budaya di Rohil ini," kata bupati Rohil H Suyatno AMp saat hadiri pembuka Musyawarah Daerah (Musda) I LAM Rohil yang digelar di gedung Serbaguna, Bagansiapiapi, Selasa (22/3) malam. Acara pembukaan turut dihadiri para tokoh adat melayu, diantaranya Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Azali Johan, ketua Harian LAM Rohil Marzuki AR, dan para peserta.
Bupati memuji bahwa musda LAM Rohil telah dapat dilaksanakan saat ini mengingat keberadaan LAM sendiri cukup lama. "Saya harapkan dengan kehadiran para tokoh baik kabupaten maupun kecamatan dapat memberikan masukan untuk kepentingan kita bersama khususnya meningkatkan peran LAM Rohil," katanya. Ia menghormati proses yang berlangsung dalam musda LAM dan tidak ingin intervensi menyangkut siapa sosok yang akan maju sebagai ketua LAM Rohil kedepan.
Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau, Azali Johan menyebutkan LAMR mengharapkan agar keberadaan LAM tidak sebatas pada acara seremonial saja melainkan dapat memberikan masukan positif terhadap pembangunan yang ada di daerah.
Selaras dengan itu ketua LAM Rohil Marzuki AR meyebutkan keberadan organisasi dibentuk pada 1998 yang saat itu masih dalam wilayah kabupaten Bengkalis. Namun baru dibentuk secara terpisah dengan nama LAM Rohil setelah adanya pemekaran daerah.
Ketua panitia M Job Kurniawan dalam sambutannya mengatakan dengan digelarnya LAM semoga bisa menumbuh kembangkan persatuan dan kesatuan masyarakat melayu di Rohil dan meningkatkan pemahaman dan rasa cinta terhadap budaya melayu yang ada.
Para peserta dihadirkan dari utusan kecamatan dan puncaknya adalah dengan pemilihan ketua LAM Rohil. Usai itu diagendakan acara penabalan gelar datuk Setia Amanah kepada bupati Rohil H Suyatno, jika tak ada perubahan dilaksanakan pada Kamis (24/3) besok. (fad/adv/pemkab)