SIAK

Bersihkan Siak dari Penyakit Masyarakat

Advertorial | Rabu, 23 Maret 2016 - 10:24 WIB

SIAK (RIAUPOS.CO) - Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi merasa risau, melihat maraknya kasus asusila remaja yang terjadi akhir-akhir ini.

Ditambah lagi maraknya keberadaan warung remang-remang. Hal ini menjadi pembahasan utama di dalam Rapat Sinkronisasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Siak 2016, di Siak Sri Indrapura, Selasa (11/3).

Di hadapan ratusan pejabat setingkat eselon II dan III dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Syamsuar meminta seluruh jajaran di bawahnya bertindak cepat agar penyakit masyarakat (Pekat) dapat diberantas.

Kata dia, Pekat bisa diawasi dengan membentuk tim terpadu di tingkat kecamatan untuk mempersingkat rentang kendali, seperti yang dilakukan Kecamatan Tualang baru-baru ini.

Di sana, Camat Tualang Zulkifli bersama Upika mengamankan puluhan pasangan muda mudi dalam razia pekat Senin malam (21/3).

‘’Malam tadi mereka menjaring 12 pasang anak muda usia pelajar SMP dan SMA, tepatnya di sekitar titik Jembatan Sultan Syarif Hasyim dan Terminal Tualang, Ahad kemarin Satpol PP juga menangkap sepasang ABG berbuat mesum di seputar Jembatan Siak,’’ kata Syamsuar.

Seraya berharap, di kecamatan lain turut melaksanakan aksi serupa. Aksi ini tak bisa hanya dilakukan di Kecamatan Siak dan Tualang saja, kecamatan-kecamatan lain bagaimana? Apa yang sudah dibuat? ‘’Harapan saya dengan adanya gerakan bersama ini ya diikuti, apa salahnya ikuti yang baik,’’ sentil Syamsuar pada beberapa camat yang masih abai dengan fenomena ini.

Ia sangat menyadari betul betapa aib itu harus diberantas, bukan malah disembunyikan. ‘’Marilah kita berbuat supaya negeri ini diselamatkan dunia dan akhirat. Kalau tidak kita tak berbuat berdosa kita selaku pemimpin negeri ini,’’ tegas dia.

Tak hanya soal kenakalan remaja, Syamsuar juga memerintahkan Korps Praja Wibawa untuk melalukan sweeping warung remang-remang yang meresahkan warga, karena diduga menjual miras dan terlibat prostitusi.

Bagaimanapun, miras itu ujung-ujungnya nanti narkoba, menyusul nanti macam-macam bentuk kriminal. Kalau sampai banyak tempat maksiat, bagaimana negeri kita bisa dicucuri rahmat dan dijauhi dari musibah.

‘’Walaupun dari pagi ke masjid saja kerja berzikir, selama ada tempat maksiat yang dibiarkan, bagaimana Allah akan sayang pada kita,’’ tegas Syam meminta pengawasan Pekat dilakukan kontinyu dan tidak boleh berhenti.

Ketua DPRD Indra Gunawan juga memberi dukungan agar satuan kerja terkait makin giat berantas Pekat. Kata dia, saat malam hari, di antara perkebunan kelapa sawit di pinggir jalan raya sering dijumpai beberapa warung mencurigakan.

‘’Kalau perlu Satpol PP patroli minimal dua kali sepekan untuk memberantas ini, biar berkurang juga fenomena ‘’lampu colok’’ itu,’’ harap dia. Istilah ‘’lampu colok’’ itu mucul karena aktivitas yang dimaksud hanya muncul pada malam hari.

Wakapolres Siak Kompol Indra Andriata menimpali, masalah maksiat bisa diberantas tidak hanya dengan sweeping. Tapi juga bisa dilakukan pendekatan yang tepat.

‘’Dari dulu memang fenomena prostitusi sulit hilang, apalagi kalau terlanjur menyangkut aktivitas ekonomi warga sekitar.

Tapi bukan berarti tak bisa diberantas, lokalisasi terbesar di Asia Tenggara saja bisa ditutup berkat pendekatan yang tepat,’’ sebut dia.

Terkait penjualan miras di warung remang-remang, Kajari Siak Zondri SH mengusulkan agar jalur distribusinya diawasi ketat.

‘’Razia itu kan upaya represif, disisi lain kita juga harus upayakan bagaimana caranya agar miras tak di perdagangkan di toko-toko dan agen ilegal,’’ katanya.(adv/a) 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook