BAGANSIAPIAPI - Sungai Rokan merupakan urat nadi masyarakat di beberapa daerah termasuk di Rokan Hilir. Potensi perikanan sungai masih menjadi sandaran penghidupan bagi nelayan tradisional. Keberadaan airnya pun layak dipakai untuk keperluan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK).
Potensi besar Sungai Rokan bahkan dapat dijadikan sebagai sumber air untuk penanggulangan kebakaran lahan atau hutan, hal ini seperti pernah dikemukakan Bupati Rohil H Suyatno AMP.
"Sungai Rokan itu panjangnya 350 kilometer lebih, sampai ke sini saya bahkan pernah berencana agar airnya dapat dipakai untuk sumber air memadamkan karlahut khususnya untuk di daerah Mumugo Kecamatan Tanah Putih yang kerap terjadi kebakaran," kata Suyatno di Bagansiapiapi.
Ia memina agar rencana itu bisa dipikirkan ke depan mengingat dirinya kerap menerima keluhan dari pihak terkait soal sulitnya upaya pemadaman karena ketiadaan sumber air.
Peran perusahaan diminta buka mata dengan penanganan karlahut jika terjadi, jangan sampai seolah lepas tangan begitu saja. Khusus perusahaan perkebunan diingatkan untuk membuat sekat kanal atau embung, kondisi lahan kebun berkarakter gambut sangat rawan dengan kejadian kebakaran disamping jika terjadi kebakaran sangat sulit ditanggulangi.
Bupati meminta hal itu diperhatikan dengan serius oleh perusahaan, apalagi potensi perkebunan khususnya tanaman kelapa sawit di Rohil merupakan yang terbesar di Riau.
"Jangan kesannya pemerintah bekerja sendiri, potensi tanaman sawit di daerah ini sangat besar dengan begitu ancaman karlahut juga tinggi, hal ini harus jadi perhatian kita," katanya.
Dari puluhan perusahaan di Rohil sangat minim yang menyadari pentingnya tanggap karlahut dengan membuat sekat kanal. Salah satu yang memiliki konsen dengan pembuatan kanal adalah PT Ruas Utama Jaya (RUJ) yang beroperaso di kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan. "Kesadaran perusahaan RUJ itu sangat bagus dan kita berharap agar bisa dilakukan juga oleh perusahaan lainnya," kata Suyatno.(adv)