DALAM mengoptimalkan penguatan pembangunan di sektor pertanian, Pemerintah Provinsi Riau terus melakukan berbagai upaya dalam sektor pertanian dan perkebunan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar. Mengoptimalkan penguatan pembangunan di sektor pertanian Pemerintah Provinsi Riau, mencanangkan pembangunan ekonomi berbasiskan kerakyatan, pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia, pembangunan kesehatan, pembangunan berbasis budaya, pembangunan ekonomi kerakyatan dalam rangka pemberdayaan petani terutama di pedesaan
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, penguatan di sektor pertanian dapat menanggulangi krisis pangan yang dihadapi saat ini dan perlu menjadi perhatian dan penanganan khusus adalah defisit pangan di Provinsi Riau semakin meningkat setiap tahun. Juga berharap seluruh pelaku usaha perkebunan di Provinsi Riau agar melaksanakan usaha perkebunan yang berkesinambungan, serta bersinergi dengan pemerintah Provinsi Riau.
Mengingat sekarang ini subsektor perkebunan di Provinsi Riau telah menjadi andalan nasional dan juga menjadi sumber mata pencaharian lebih dari satu juta kepala keluarga (KK) di Riau, menggantungkan ekonomi keluarganya di perkebunan. Jika satu KK tersebut ada empat jiwa maka ada lebih dari empat juta masyarakat Riau yang hidup dari perkebunan.
Untuk mendukung hilirisasi perkebunan, dia mengungkapkan bahwa Pemprov Riau terus meningkatkan infrastruktur penunjang investasi yaitu pelabuhan di Dumai, Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB), Kawasan Ekonomi Kuala Enok. Disamping itu, infrastruktur berupa jalan dan jembatan terus digesa seiring dengan percepatan tawaran investasi di Riau.
Oleh Karena itu, Pemprov Riau akan terus mendorong pembangunan perkebunan. Sebab itu, seluruh kegiatan di daerah harus bersinergi dengan program pemerintah pusat. Menurut Plt Gubri Arsyadjuliandi Rahman, sektor perkebunan di Riau memang masih nomor satu di pulau Sumatera, dan nomor lima di Indonesia. Namun demikian, diakuinya, dirinya masih belum puas, karena masih ada kesenjangan antara masyarakat kelas atas, menengah, dan bawah.
"Seperti halnya salah dalam pemilihan bibit, menyebabkan petani di tingkat bawah jadi kurang diperhatikan," ujarnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman membuka peringatan Hari Pangan sedunia ke-35 tahun 2015 di Gedung Daerah Riau di Halaman Komplek Gubernuran, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.
Kegiatan bersempena HPS ke-35 tersebut juga menggelar beberapa kegiatan diantaranya pencanangan pangan lokal, penyerahan hadiah untuk lima kategori perlombaan yang telah dilaksanakan, disertai dengan membuka bazar produk pangan lokal dari seluruh kabupaten di Riau.
Peyelenggaraan HPS ke-35 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memproduksi pangan secara mandiri, dan menyediakan pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi konsumsi masyarakat, mewujudkan tingkat kecukupan pangan, terutama pangan pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk mempermudah atau meningkatkan akses pangan bagi masyarakat, terutama masyarakat rawan pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat.
Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan Riau seharusnya bangga karena selain beras, Riau juga punya sagu sebagai pengganti beras. Namun yang menjadi kendala saat ini adalah alih fungsi lahan oleh masyarakat sangat tinggi yang membuat komoditi lainnya sangat menggiurkan sehingga masyarakat banyak yang beralih ke komuditi tersebut.
Plt Gubri menginstruksikan instansi terkait untuk mendorong agar bahan pokok alternatif seperti sagu bisa semakin populer di Riau. "Kita harus bangga karena Riau punya sagu, sebagai penggati beras,"ujar Plt Gubri dalam paparannya saat membuka HPS ke-35 Di Gedung Daerah Riau,
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI, Dr Garjita Budi menambahkan, ketergantungan masyarakat terutama di Provinsi Riau terhadap beras bisa digeser dengan adanya sagu sebagai makanan pengganti beras karena pangannya cukup. Dan pemerintah pusat dalam hal tersebut harus mendukungnya. Tentu masing-masing daerah mempunyai komuditas unggulannya seperti di riau terkenal dengan sagunya makanan penggati beras dan untuk itu pemerintah pusat mendukungnya.(adv)