Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition (Convex) kembali digelar. Menteri ESDM Ignasius Jonan membuka pameran migas itu di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9). Salah satu dari 119 booth (stan) yang dikunjungi Jonan adalah PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Perusahaan yang hampir seabad berladang minyak di Tanah Air ini menjadikan Duri sebagai tulang punggung produksi minyak nasional.
JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- CC Senayan mulai dipadati pengunjung sejak dini hari kemarin. Aktivitas sudah terlihat ramai karena ratusan stan pameran sudah berjejer. Mulai lantai bawah, lantai dasar, hingga satu lantai lagi di atasnya. SKK Migas, Pertamina, hingga perusahaan-perusahaan minyak dan gas yang berproduksi, beroperasi dan berladang di Indonesia turut serta. Segala jenis perusahaan berkaitan dengan migas juga turut serta. Tampaknya hampir semua raksasa migas di dunia menggelar ‘tikar’ dalam pameran yang berlangsung 4-6 September ini.
Terdata, 119 perusahaan peserta pameran. Panitia menargetkan lebih dari 20.000 pengunjung serta 1.700 orang peserta konvensi. Gelaran yang disebut IPA Convex digelar ke-43 kali. Mengambil tema Driving Exploration and Optimizing Existing Production for Long Term Energy Security (Peningkatan produksi nasional khususnya serta berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan ketahanan energi di masa mendatang) akan didukung dengan berbagai diskusi. Di mana pandangan para ahli dari Indonesia dan macanegara akan dipaparkan.
Selain pameran dan konvensi, IPA Convex 2019 juga mengadakan sesi teknis yang diikuti sekitar 120 presentasi dan 60 presentasi poster. Mereka terdiri dari pekerja professional di industri migas dan para mahasiswa. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, IPA Convex 2019 juga mengadakan sesi teknologi, IPA Voice, Best Booth Contest, PetroChallenge. Namun ada hal baru yang diadakan tahun ini. Yaitu Jam Session. Ada dua sesi Jam Session yang diadakan selama tiga hari pelaksanaan acara. Pada Jam Session nanti membahas mengenai pentingnya kontribusi generasi muda (milenial) terhadap industri hulu migas Indonesia.
Indonesia memiliki cadangan migas terbukti yang signifikan di dunia. Secara geologis, Indonesia sangat menarik. Penemuan cadangan gas di Blok Sakakemang, Provinsi Sumatera Selatan baru-baru ini menjadi bukti akan hal tersebut. Lebih jauh lagi, berbagai studi menunjukkan ada lebih dari setengah cekungan di Indonesia yang belum dieksplorasi. Masih banyak yang harus dilakukan oleh pelaku industri migas dan pemerintah untuk menemukan dan mengembangkan sumber daya yang diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kita merasakan banyak capaian dari pemerintah Indonesia, mulai dari kemudahan berbisnis, kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan, serta fokus yang baik pada kebijakan di bidang migas oleh Kementerian ESDM," ujar Penjabat Presiden IPA Louise M McKenzie usai pembukaan acara.
Sekelumit cerita tentang IPA di atas dipaparkan Louise secara gamblang di hadapan Menteri Jonan. Diawali bahasa Indonesia terbata-bata, di pertengahan usai prolog dia pun tertawa sendiri dan membuat hadirin melempat senyum dan tawa. Louise pun minta izin menggunakan bahasa Inggris melanjutkan sambutannya. Menurut Presiden IPA, dengan terbitnya keputusan Pemerintah tentang persetujuan revisi POD Blok Masela dan perpanjangan kontrak Blok Corridor menjadi sinyal yang baik bagi para investor. Selain itu, pemerintah juga diketahui telah melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia. "Regulasi dan perizinan yang semakin sederhana dan pembukaan akses data migas, serta insentif perpajakan merupakan keberlanjutan langkah pemerintah menuju arah yang tepat," katanya.
Oleh karena itu, IPA berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Pemerintah demi mendukung peningkatan daya saing industri migas nasional Indonesia untuk menciptakan peningkatan eksplorasi dan optimasi produksi guna ketahanan energi Indonesia di masa mendatang.***
Laporan: Eka G Putra